kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.870   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Bos BCA Beberkan Tren Biaya di Tengah Tantangan Ketidakapastian Ekonomi Global


Rabu, 23 April 2025 / 21:21 WIB
Bos BCA Beberkan Tren Biaya di Tengah Tantangan Ketidakapastian Ekonomi Global
ILUSTRASI. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membeberkan tren biaya dana atau cost of fund di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memaparkan bahwa tren biaya dana di perusahaannya masih cukup positif.

"Kalau dari trend biaya dana, saya pikir cukup positif. Kenapa? Karena CASA kita growth-nya cukup bagus. Di Q1 CASA kita growth-nya 6%, dan deposito hanya 2,2%. Biarpun deposito BCA 2,2% sudah murah, tetapi CASA kita lebih murah dari itu. Jadi dengan growth 6% dari CASA dan 2,2% dari deposito, artinya dari struktur cost, trend biaya dana di BCA tidak mengalami kenaikan," jelas Jahja saat paparan kinerja perseroan, Rabu (23/4).

Oleh sebab itu, kata Jahja laba BCA tumbuh 9,8% di kuartal pertama. Menurutnya, dibandingkan tahun lalu, ini salah satu tujuan BCA karena memang pihaknya berhasil menekan bukan hanya biaya dana, tetapi juga biaya operasional.

Baca Juga: BCA Kembali Berikan Fasilitas Kredit Baru Untuk BFI Finance senilai Rp 2 Triliun

"Kalau anda lihat cost income ratio BCA yang berada di level 28,5%, itu seingat saya the lowest in the history. Kita rasanya dulu belum pernah di bawah 30%. Cost income ratio, ini the first time 28,5%. Itu betul-betul spektakuler. Karena setahu saya, standar cost income ratio itu sekitar 45%-50%. Jadi kita far way beyond daripada cost income ratio standar dunia," ungkapnya.

Adapun pertumbuhan kredit perseroan secara quartal on quartal hanya naik 2,1% padahal CASA dan DPK setiap tahun disebut naik 5,3%. Menurutnya jika kreditnya naik 2,1%, dananya naik 5,3% menandakan tidak akan ada masalah pada sisi likuiditas.

"Karena kenaikan dana DPK itu melebihi daripada yang kita lepas dalam bentuk kredit. Jadi likuiditas kita aman," tandasnya.

Baca Juga: Ini Strategi Dana Pensiun BCA untuk Tumbuh di Tengah Tekanan Ekonomi

Diketahui, BCA dan entitas anak membukukan laba mencapai Rp 14,1 triliun pada kuartal I-2025. Capaian tersebut meningkat 9,8% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 12,9 triliun.

Adapun dari sisi intermediasi, total kredit BCA mencapai Rp 941 triliun per Maret 2025, naik 12,6% secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.

Dana pihak ketiga atau DPK BCA naik 6,5% YoY mencapai Rp1.193 triliun. Dengan pendanaan inti giro & tabungan (CASA) tumbuh 8,3% yoy mencapai Rp979 triliun, atau sekitar 82% total dana pihak ketiga (DPK).

Baca Juga: Bank BCA (BBCA) Cetak Laba Rp 14,1 Triliun di Kuartal I 2025, Meningkat 9,8%

Selanjutnya: Komoditas Karet Terancam Tarif Trump, Ini Kebijakan yang Disiapkan Kemendag

Menarik Dibaca: Optimalkan Tumbuh Kembang, Alfamidi Dorong Keluarga Menjaga Pencernaan Balita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU

×