kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Bos Investree Ungkap Penyebab TWP90 Industri Fintech Meningkat


Senin, 11 September 2023 / 20:58 WIB
Bos Investree Ungkap Penyebab TWP90 Industri Fintech Meningkat
ILUSTRASI. Kenaikan TWP90 pada industri fintech peer to peer (P2P) lending disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyatakan kenaikan tingkat gagal bayar dalam 90 hari (TWP90) pada industri fintech peer to peer (P2P) lending disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.

Meski demikian, perusahaan masih bisa menjaga rasio TWP90 tersebut di bawah rata-rata industri. Hal ini diungkap oleh Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi.

“Sebagai pionir fintech lending, selama ini Investree selalu menjaga angka/tren perolehan TWP90 berada di bawah rata-rata industri. Bahkan di beberapa bulan tertentu, pada saat industri mengalami kenaikan, justru angka TWP90 Investree menurun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Baca Juga: OJK Sebut 76 Fintech P2P Lending Sudah Penuhi Ekuitas Minimum

Adrian menjelaskan, belakang ini memang secara industri, ada kenaikan TWP90 yang disebabkan oleh beberapa kondisi yang dialami oleh setiap penyelenggara fintech lending. Namun, dia menyebutkan TWP90 Investree per Juli sebesar 3,51%, di bawah rata-rata industri sebesar 3,90%.

“Kalau dari sisi Investree sendiri, kami memandang kenaikan tersebut disebabkan oleh dampak dari Covid-19 yang ternyata masih dirasakan oleh para pelaku UMKM sampai sekarang,” jelasnya.

Adrian mengungkapkan, pelaku UMKM ada yang bisnisnya berhasil rebound, dan ada pula yang tidak. Khususnya, kata dia, bagi peminjam yang pinjamannya mengalami restrukturisasi, tidak semuanya berhasil mempertahankan bisnisnya meski telah diberikan relaksasi.

“Sejumlah sektor/industri yang bisnisnya tidak berhasil bangkit pasca restrukturisasi antara lain garmen dan tekstil, minyak dan gas, serta general engineering dan konstruksi. Beberapa sektor tersebut kami kategorikan ke dalam risiko tinggi,” ungkapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data OJK, angka TWP90 fintech lending meningkat jadi 3,47% di Juli 2023, padahal nilai ini sempat menurun pada Juni 2023 menjadi 3,29%.

Sebelumnya, TWP90 meningkat berturut-turut dari 2,81% pada Maret 2023, lalu 2,82% pada April 2023, kemudian mencapai 3,36% pada Mei 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×