Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan laba bersih setelah pajak senilai Rp 770 miliar hingga Juni 2021. Nilai ini naik 89,33% year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020 Senilai Rp 406,69 miliar.
BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,05 triliun pada semester I-2021. Nilai ini, tumbuh 15% (yoy), dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,74 triliun.
Pertumbuhan di saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga NPF (Non Performing Financing) di posisi 2,4%. Adapun sampai akhir Juni 2021, Bank bersandi saham BTPS ini masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di posisi 52%.
Sedangkan total aset tumbuh 14% yoy menjadi Rp 17,41 triliun dari Rp 15,27 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12% yoy menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 9,46 triliun.
Baca Juga: BEI kocok ulang jajaran indeks IDX30, simak daftar lengkapnya
Di sisi lain, BTPS juga akan terus mengembangkan berbagai inovasi teknologi agar nasabah di segmen ini lebih efektif dalam bertransaksi, dengan menyesuaikan kemampuan beradaptasi mereka.
Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah mengatakan, BTPS telah menyiapkan aplikasi teknologi yang mengoptimalkan peran nasabah inspiratif, yakni mereka yang telah tumbuh bersama kami dengan siklus pembiayaan yang panjang, sebagai mitra bank, yang disebut Mitra Tepat.
“Mitra dapat memperkenalkan dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka. Bank juga telah mengoptimalkan proses automasi pelayanan, dimana seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi termutakhir dalam melayani nasabah prasejahtera produktif. Upaya ini selain untuk mendukung produktivitas para tim di lapangan dalam melayani nasabah menjadi lebih cepat dan tepat, juga menjadi ikhtiar kami dalam mengedukasi nasabah inklusi kami untuk beradaptasi dengan teknologi,” ujar Hadi dalam keterangan resmi, Rabu (28/7).
Selama pandemi, nasabah pembiayaan dijaga untuk tetap terhubung dengan Bank. Dengan demikian semangat serta perilaku unggul yang dibangun bersama yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) tetap menyala, dan, keinginan berusaha untuk keluar dari keterpurukan pandemi terus terbangun.
Berbagai program reward dan aktivitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka seperti bantuan pendidikan untuk anak-anak nasabah tetap dijalankan. Dalam kondisi terbatas, dengan dibantu oleh petugas di lapangan, nasabah pembiayaan turut diberikan pelatihan secara online, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menyiasati pandemi yang berkepanjangan.
Inilah yang membuat nasabah pembiayaan terus dapat berkomunikasi dengan petugas di lapangan, sehingga petugas memahami langsung bagaimana kebutuhan mereka saat ini, termasuk kebutuhan penambahan modal usaha.
“Membangun hubungan yang intensif dan memahami kebutuhan nasabah di masa pandemi ini merupakan salah satu kunci untuk tetap menjaga semangat optimisme nasabah prasejahtera, sehingga mereka merasa selalu memiliki pendamping. Lewat interaksi tersebut, menjadi kesempatan bagi kami untuk bisa memahami kebutuhan mereka dengan baik, misalnya perpanjangan angsuran, maupun mereka yang membutuhkan pembiayaan tambahan ketika melihat adaya potensi usaha yang cocok di masa pandemi. Inilah yang kami sebut pelayanan dari dan sepenuh hati” tutur Hadi.
Selanjutnya: Ini daftar lengkap saham-saham LQ45 periode Agustus 2021-Januari 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News