Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan berupaya menjaga rasio dana murah atau mencatat Current Account Savings Account (CASA) 60% tahun ini. Itu meningkat dari akhir 2019 yaang tercatat sebesar 59%.
Untuk mencapai target tersebut, BRI akan mengoptimalkan jaringan perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia, tidak saja berupa jaringan kantor dan elektronik, tetapi juga agen BRILink yang mencapai lebih dari 420.000 agen.
"Lalu meningkatkan transaksi nasabah baik ritel maupun korporasi melalui e-channel, mobile/internet banking ataupun cash management system. Lalu lewat pengembangan digital ekosistem, seperti JunioSmart, BRIMola (ekosistem distribusi gas 3kg) dan lain-lain," jelas Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI pada Kontan.co.id, Selasa (21/4).
Baca Juga: Penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp 95,9 triliun, disokong dividen bank BUMN
Per Februari 2020, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan dana murah 8% secara year on year (YoY). CASA tersebut didominasi dengan tabungan sebesar Rp 384 triliun atau sekitar 70% dari total CASA , sedangkan giro tercatat Rp 156 triliun. Masing-masing tercatat tumbuh 7,4% YoY dan 8,5% YoY.
Kendati secara nilai CASA BRI masih tumbuh, namun secara rasio sedikit turun dibandingkan akhir tahun lal. Per Februari 2020, rasio CASA tercatat 57%, sedangkan pada posisi Desember 2019 tercatta 59%.
Penurunan rasio CASA tersebut berpengaruh pada peningkatan biaya dana BRI. Per Februari 2020, Cost of Fund (CoF) Bank pelat merah ini ada di level 3,62%, naik dari 3,58% pada Desember 2019. Namun, masih menurun jika didibandingkan biaya dana periode Februari 2019 sebesar 3,78%.
Haru memperkirakan, BRI masih bisa menjaga pertumbuhan dana murah hingga pada Maret 2020.
Baca Juga: BRI akan jaga NIM di kisaran 6,8%-6,9% pada tahun ini,berikut strateginya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News