kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BRI: ATM jadi satu, nasabah berpotensi pindah bank


Kamis, 26 Februari 2015 / 21:12 WIB
BRI: ATM jadi satu, nasabah berpotensi pindah bank
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menghadiri acara Kemitraan untuk Infrastruktur Global dan Investasi pada hari KTT G20 di New Delhi, India, 9 September 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah berharap bisa memiliki bank pelat merah yang kokoh. Karena itu, pemerintah minta bank milik negara (BUMN) berkonsolidasi secara fungsi. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarmo meminta agar bank-bank BUMN menekan biaya operasional.

Caranya, bank-bank pelat merah diminta berkonsolidasi di area mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Dengan begitu, biaya pengadaan dan operasional mesin ATM tidak lagi ditanggung masing-masing bank alias patungan bersama-sama. 

Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Budi Satria menyatakan, untuk mensukseskan kerjasama layanan ATM diantara Bank BUMN, hal yang menjadi prioritas untuk diperhatikan adalah besaran fee sharing di antara bank pengguna dan bank pemilik ATM. Sebab, dalam hal ini, biaya operasional terkait pengelolaan ATM akan ditanggung oleh bank pemilik ATM.

Secara nasional, konsolidasi mesin ATM antar Bank BUMN dimungkinkan untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi. Hal ini lantaran akan bisa mengurangi kebutuhan impor mesin ATM dan penggunaan listrik atau infrastruktur penunjang telekomunikasi.

"Namun, dari perspektif masing-masing bank, hal ini bersifat kurang menguntungkan bagi bank yang tidak memiliki jaringan ATM yang kuat. Dikarenakan, potensi nasabah untuk berpindah ke bank dengan jaringan ATM yang lebih baik akan meningkat," jelas Budi kepada KONTAN, Kamis (26/2).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, turunnya cost operasional ATM mungkin tidak akan banyak berpengaruh kepada suku bunga pinjaman. Karena, selain biaya operasional yang terkait dengan layanan pinjaman, suku bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh besaran biaya bunga dan ekspektasi pemburukan kualitas kredit.

Catatan saja, bank dengan kode saham BBRI ini sampai akhir Desember 2014, tercatat sebagai bank dengan jaringan ATM terbesar di Indonesia yakni mencapai 20.792 ATM yang telah tersebar diseluruh kota/ kabupaten di Indonesia. Hal ini sejalan dengan jumlah sebaran Unit Kerja Operasional BRI yang saat ini telah mencapai lebih dari 10.000 Unit Kerja, yang sekaligus meningkatkan efisiensi terhadap biaya pengelolaan ATM itu sendiri khususnya terkait  pergantian paper, cash replenishment, serta operation maintenance. Selain tergabung dalam jaringan ATM Bersama (kerjasama dengan 82 bank lain di Indonesia), saat ini jaringan ATM BRI juga telah bekerjasama dengan ATM Link.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×