Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
DENPASAR. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengusulkan kepada dua menteri terkait agar BRI menjadi penyalur tunggal Kredit Usaha Kecil (KUR).
Di kalangan perbankan, tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) KUR BRI cuma 1,3% sementara tingkat rata-rata NPL di kalangan perbankan nasional 4,2%. Bahkan, NPL sejumlah bank angkanya sampai 10%.
"Ya supaya lebih efektif saja. Selain tingkat NPL nya paling rendah, core bussines BRI kan memang masyarakat pedesaan,dan sukses kan," tutur Puspayoga di sela makan malam, Sabtu (29/11).
Ia mengatakan, langkah penyederhanaan ini dilakukan untuk menekan tingkat NPL.
"Catatan yang saya terima menunjukkan, secara umum NPL KUR nasional, 4,2%. Bahkan ada beberapa bank pelaksana yang kredit bermasalahnya sampai 10%," paparnya.
Ia menambahkan, selain tingkat kredit macet KUR di BRI rendah, jumlah dana KUR yang disalurkanpun, tertinggi di antara perbankan nasional. Sampai Juli 2014, total KUR yang disalurkan BRI mencapai Rp 105,15 triliun.
"Ke depan harus ada evaluasi. Tapi KUR akan tetap dilanjutkan karena masih dibutuhkan. Saya sudah bicara dengan Pak Menko Perekonomian segera akan dirapatkan, yang jelas KUR masih dibutuhkan oleh masyarakat. Apapun namanya nanti, KUR akan tetap dilanjutkan," tegasnya.
Ditanya apakah sudah ada jawaban dari Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan tentang nasib KUR ke depan, Puspayoga menjawab, "Kita tunggu dua pekan lagi".
Pada bagian lain Puspayoga mengatakan, kerjasama antara koperasi dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang diawali di Bali akan diperluas ke Pulau Jawa.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan INI menandatangani kesepakatan kerjasama berupa pembebasan biaya pembuatan akte notaris bagi lembaga koperasi. (Windoro Adi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News