kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BRI incar 13.600 pasar tradisional


Rabu, 15 Desember 2010 / 14:57 WIB
BRI incar 13.600 pasar tradisional


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

TANGERANG. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) susun strategi khusus untuk memenangkan pasar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang saat ini mulai diramaikan oleh perbankan, baik umum, asing ataupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Untuk memperbesar porsi kredit di segmen ini, BRI bertekad menambah jaringan, meningkatkan pelayanan serta pemasaran. Hal itu dilakukan dengan cara semakin gencar menyasar ke pasar tradisional. Tak tanggung-tanggung, BRI melirik 13.600 pasar tradisional yang ada di Indonesia dengan jumlah pedagang hampir 13 juta. "Kalau bisa kami akan masuk ke 13.600 pasar yang ada di Indonesia itu," kata Kepala Divisi Mikro BRI Windiartono, Rabu (15/12).

Menurut Windiartono, rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap. Tahun 2011 mendatang, BRI bakal menambah 100 jaringan unit BRI serta 500-700 unit Teras BRI. Diharapkan, untuk 2015 mendatang BRI bisa mempunyai 7.500 Teras BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu tertuang dalam rencana bisnis bank (RBB) BRI tahun depan.

Teras BRI ini dimaksudkan khusus untuk melayani para pedagang di pasar-pasar tradisional. Akhir November 2010 lalu, jumlah Teras BRI tercatat sebanyak 577 unit dan diproyeksikan hingga akhir tahun ini bisa mencapai 1.000 unit. "Mayoritasnya masih di Jawa," ujar Windiartono.

BRI menawarkan pinjaman dengan bunga rendah dibandingkan pinjaman informal yang biasanya dilakukan oleh para pedagang. Untuk kredit mikro, BRI menawarkan bunga sekitar 22% per tahun dan untuk ritel dipatok sekitar 14% per tahun."Bunga ini cukup ringan kalau dibandingkan pinjam sama rentenir. Jadi kami harapkan bisa menyalurkan kredit sebesar-besarnya ke sektor UMKM itu," tuturnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×