kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI incar Pertamina dalam fasilitas hedging valas


Sabtu, 11 April 2015 / 20:13 WIB
BRI incar Pertamina dalam fasilitas hedging valas
ILUSTRASI. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berbicara di Beijing Xiangshan Forum di Beijing, China 30 Oktober 2023. REUTERS/Florence Lo


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membidik dua perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) dalam fasilitas transaksi lindung nilai alias hedging. Direktur Keuangan, Haru Koesmahargyo mengungkapkan, selain menyalurkan transaksi hedging kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, BRI juga tengah melakukan penjajakan penyaluran fasilitas transaksi hedging kepada PT Pertamina dan BUMN yang bergerak dibidang penerbangan.

"Kami sedang dalam proses untuk fasilitas hedging, yang pertama dengan Pertamina dan yang kedua adalah dengan BUMN maskapai penerbangan. Jadi setelah PLN, berikutnya ada 2-3 perusahaan BUMN," kata Haru di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/4).

Haru menuturkan, PT Pertamina sendiri telah menggunakan jasa BRI dalam transaksi valuta asing sehari-hari. Menurutnya, transaksi forex PT Pertamina sehari-hari mencapai US$ 60 juta. Hitung-hitungan saja, jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kebutuhan valuta asing Pertamina mencapai US$ 1,2 miliar.

"Kalau transaksi forex today biasa, Pertamina sudah biasa lakukan dengan BRI. Tapi transaksi hedging-nya yang belum. Selama ini yang BRI layani untuk transaksi forex today Pertamina sehari-hari US$ 60 juta per hari, jadi dikalikan saja dalam sebulan kebutuhannya sebesar itu," ucapnya. 

Lebih lanjut Heru menjelaskan, untuk fasilitas transaksi hedging kepada PLN, bank dengan kode emiten BBRI ini menyalurkan fasilitas sebesar US$ 250 juta. Angka ini setara dengan Rp 3,22 triliun (dengan nilai tukar Rp 12.900 per dollar Amerika Serikat). BRI, kata Haru, memiliki fasilitas untuk fasilitas hedging sebesar Rp 20 triliun.

Ini artinya, masih tersedia ruang yang cukup bagi perseroan untuk memberikan fasilitas hedging. "Kalau pun kebutuhan PLN untuk hedging naik, kami bisa naikkan fasilitasnya sampai US$ 500 juta. Capital kami Rp 100 triliun, dengan aturan BMPK (batas maksimum pemberian kredit) sebesar 20%, maka hasilya Rp 20 triliun. Jadi masih ada ruang yang cukup," jelas Haru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×