Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana mendorong kredit pertanian. Pihak bank sentral ini menilai, perbankan cenderung enggan menyalurkan kredit ke sektor tersebut karena risikonya yang tinggi.
Namun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyatakan sebaliknya. "Risiko kredit kami rendah di pertanian. Jujur, rendah," ucap Direktur Utama Sofyan Basir, Jumat, (19/4).
Terlebih, sekarang harga beras, jagung, dan kelapa sawit yang sedang bagus membuat penyaluran kredit tersebut aman. Dikatakan Sofyan bahwa komoditas sedang naik luar biasa saat ini.
Kemudian, Sofyan bilang bahwa tabungan Simpanan Pedesaan (Simpedes) pun tumbuh cemerlang. Perlu diketahui, tabungan inilah yang menjadi ekses penyaluran dana kepada para petani. "Jadi kami tidak takut memberi kredit pertanian," ujar Sofyan.
Ia menyebut, sektor pertanian memiliki porsi sekitar 17% atau Rp 27,3 triliun terhadap kredit mikro BRI. Sedangkan, total kredit mikro yang disalurkannya adalah Rp 160,8 triliun di akhir 2012.
Ditambahkan Sofyan, bahwa yang membuat kredit petani macet biasanya adalah karena masalah keluarga sakit atau pasar terbakar. Hal tersebut dapat menyebabkan macetnya kredit karena tidak ada asuransi yang menalangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News