Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank BUMN yang menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total US$ 1 miliar dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB).
BRI mengaku akan menggunakan pinjaman dari CDB untuk pembiyaaan infrastruktur dan peningkatan produk primer. Khusus produk primer, BRI fokus membiayai produk turunan di sektor tambang dan agribisnis.
Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Sjam mengatakan, selama ini, smelter di Indonesia masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk memenuhi ketentuan yang diatur dalam UU Minerba. Nah, dengan semakin banyak smelter yang dibangun, maka ekspor bahan tambang menjadi akan semakin besar.
Selain itu, BRI ingin meningkatkan pembiyaaan ke sektor eliochemical dan biofuel. “Seperti yang diketahui beberapa bidang tersebut masih membutuhkan pembiyaaan yang cukup besar selain pembiyaaan infrastruktur,” ujar Asmawi di Jakarta, Selasa (29/9).
Adapun pinjaman di sektor infrastruktur, BRI sangat memperhatikan daftar proyek yang elligable. Artinya, proyek tersebut harus mempunyai kualtas dan dikelola dengan manajemen yang terukur.
Nah beberapa proyek yang nantinya dibiayai BRI sesuai dengan daftar yang sudah tercantum dalam rancangan bisnis bank antara lain proyek perhubungan laut, jalan rata, jalan tol, bandara, proyek kereta api, dan pembiyaaan energi secara umum.
Seperti diketahui, pinjaman CDB ini 70% berupa dollar dan sisanya dalam bentuk mata uang china. Selain itu, suku bunga pinjaman CDB untuk US$ sebesar 3,4% dan untuk reminibi sebesar 6,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News