kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI sebut 15 operator tertarik untuk bekerjasama meluncurkan satelit


Rabu, 14 Agustus 2019 / 16:57 WIB
BRI sebut 15 operator tertarik untuk bekerjasama meluncurkan satelit
ILUSTRASI. Direksi BRI Menyampaikan Kinerja keuangan triwulan II-2019


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) berencana menambah kepemilikan satelitnya. Saat ini, BRI jadi satu-satunya bank yang memiliki satelit, yaitu BRISat yang diluncurkan pada 2016 lalu.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo menjelaskan selain terkait optimalisasi bisnis dan keandalan jaringan komunikasi perseroan, rencana penambahan satelit lantaran perseroan punya satu slot orbit kosong di 103 Bujur Timur.

Baca Juga: Pacu kredit UMKM, BRI berencana tambah satelit pada 2023

“Kami masih punya slot kosong di 103 Bujur Timur, nanti kami bisa cari partner operator telekomunikasi lain yang mungkin mau menempatkan satelitnya di slot kami. Tapi ini masih dikaji, bagaimana kerjasamanya,” katanya saat paparan publik di Gedung BRI, Rabu (14/8).

Saat ini Indra bilang perseroan juga telah mengundang sejumlah operator telekomunikasi untuk penjajakan kerjasama. 15 diantaranya disebut Indra telah menyatakan minatnya bekerjasama dengan BRI.

Meski demikian Indra menjelaskan kelak satelit baru ini tak akan dioperasikan oleh BRI, melainkan oleh entitas afiliasi perseroan yaitu PT Satkomindo Mediyasa yang merupakan entitas anak dari Dana Pensiun (Dapen) BRI. Sementara saat ini BRISat masih dioperasikan oleh Divisi Jaringan Komunikasi dan Satelit (DivSAT) BRI.

Baca Juga: Terbebani anak usaha, laba BRI tumbuh melambat di semester I 2019

“Sudah ada 15 operator telekomunikasi yang merespon penawaran kami, salah satunya dari Telkom, yang lain tentu kami akan pertimbangkan juga,” lanjut Indra.

Sedangkan dalam kesempatan yang sama Direktur Utama BRI Suprajarto bilang perseroan tak akan sembarangan untuk memilih pihak yang akan diajak bekerjasama. Beberapa syarat juga telah ditetapkan perseroan.

“Yang jelas partner yang kami cari mesti punya kemampuan, dan memiliki GCG (Good Corporate Governement) yang bagus, karena kami tidak mau nanti di belakangan hari ada masalah soal pengadaan satelit, karena prosesnya sebenarnya juga sangat rumit,” kata Suprajarto.

Satelit baru perseroan diproyeksikan akan berjenis High Throughput Satelite (HTS) dengan kapasitas tinggi sebesar 100 Gbit/s. Sedangkan operasinya akan berada di spektrum frekuensi L Band (1Ghz-2Ghz).

Baca Juga: Siap implementasi PSAK 71, BRI tambah CKPN Rp 8 triliun

Spektrum frekuensi L Band dijelaskan Suprajarto dibutuhkan guna menambah jangkauan komunikasi perseroan yang lebih luas dibandingkan operasi BRISat saat ini di spektrum frekuensi C Band (4Ghz-8Ghz), dan Ku Band (12Ghz-18Ghz).

Sebab, frekuensi L Band memang biasa dimanfaatkan untuk perangkat telekomunikasi bergerak (mobile deivces) seperti ponsel GSM maupun GPS. Ini sesuai dengan ekspansi digital perseroan melalui aplikasi BRISPOT.

“Sebagai bank yang serius menggarap segmen UMKM, dengan menggunakan spektrum frekuensi L Band akan lebih efektif dan akurat dalam komunikasi, sehingga potensi bisnis juga makin besar,” sambungnya.

Melalui BRISPOT, perseroan bisa memproses pengajuan kredit bahkan di lokasi terpencil sekalipun. Sebab BRISPOT dilengkapi fitur geotagging yang bisa mendokumentasikan titik lokasi nasabah secara akurat saat proses kredit.

Baca Juga: Segmen UMKM menopang pertumbuhan kredit BRI di semester I

Bank terbesar di tanah air ini juga mengklaim tenaga pemasaran BRI di seluruh penjuru Indonesia sudah 100% memanfaatkan BRISPOT.

Aplikasi yang diluncurkan pada 2018 ini juga turut membantu pertumbuhan kredit UMKM yang hingga Juni 2019 telah tumbuh 13% (yoy) menjadi Rp 681,50 triliun. Nilai tersebut setara dengan 76,72% total kredit konsolidasian BRI senilai Rp 888,32 triliun dengan pertumbuhan 11,84% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×