Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
TANGERANG. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menyalurkan kredit sebesar US$ 11,5 juta atau setara hampir Rp 115 miliar kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Tenor yang diberikan untuk pembiayaan tersebut yakni berkisar antara 3 sampai 5 tahun.
"Kami melakukan pembiayaan Garuda Maintenance Facility (GMF) yang disalurkan untuk gas turbine engine," ucap Direktur Korporasi BSM, Amran Nasution. Ia bilang, akad pembiayaan sebenarnya sudah diteken 2 bulan lalu. Namun, hingga saat ini pihaknya belum menggelontorkan dana itu karena menunggu waktu.
Tadinya, pembiayaan GMF ini berlangsung secara sindikasi antara 2 bank. Namun sekarang hanya tinggal BSM seorang yang akan menggelontorkan dana tersebut. PT Bank Muamalat awalnya berencana ikut dalam sindikasi tersebut.
Namun, bank syariah pertama di Indonesia ini mundur karena kalah bersaing. "Sekarang sistemnya tender terbuka. Jadi kita masih kalah bersaing dengan bank papan atas yang sangat likuid," ucap Direktur Keuangan Muamalat, Hendiarto.
Likuiditas Muamalat memang sudah mengetat. Finance to Deposit Ratio (FDR) Muamalat per Maret menginjak posisi 102,02%. Ini meningkat dari 97,08% di Maret tahun sebelumnya. Untuk memperoleh dana, Muamalat sempat berencana melakukan right issue. Namun rencana itu mundur karena melihat kondisi pasar saham yang jatuh 17%.
Sebagai dampak kekurangan likuiditas itu, Muamalat urung melakukan pembiayaan sindikasi kepada Garuda Indonesia. Ke depannya, Muamalat berusaha menonjolkan struktur syariah yang berbeda. Hendiarto bilang, pihaknya mempunyai akad yang cukup menarik dan fleksibel. Misalnya saja mudharabah muqadayyah, dimana strukturnya seperti manajemen investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News