Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, yakni 87,2% dari 229 juta jiwa, Indonesia memiliki kebutuhan besar terhadap layanan perbankan syariah.
Ekosistem ekonomi syariah yang berkembang di berbagai sektor, mulai dari lembaga keuangan, pendidikan, rumah sakit Islam, ormas, hingga industri halal serta layanan haji dan umrah, menjadikan kehadiran perbankan syariah semakin strategis. Potensi tersebut juga diperkuat dengan keberadaan 30.494 pesantren yang menaungi sekitar 4,37 juta santri.
Direktur Utama PT Bank Syariah Nasional (BSN), Alex Sofjan Noor, mengatakan BSN yang lahir dari transformasi Unit Usaha Syariah BTN, hadir dengan visi menjadi mitra utama keuangan keluarga yang berkah dan amanah.
Baca Juga: BSN Siap Perkuat Pangsa Pasar, Targetkan Aset Tembus Rp 100 Triliun dalam Dua Tahun
Berbekal pengalaman lebih dari dua dekade sebagai pilar pembiayaan perumahan syariah, BSN kini membidik peran yang lebih luas untuk mendukung inklusi keuangan syariah, termasuk di lingkungan pesantren.
“Pesantren memiliki lima peran kunci dalam menggerakkan ekonomi syariah: pusat edukasi dan literasi, penggerak UMKM syariah, penguatan inklusi keuangan, pengembang ekonomi halal, hingga laboratorium ekonomi syariah,” ujar Alex dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).
Hal itu disampaikan Alex dalam kuliah umum bertajuk Peran Pesantren dalam Transformasi Ekonomi dan Perbankan Syariah yang Berkelanjutan di Era Digital di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam forum yang menjadi bagian dari gelaran 13th ASEAN International Conference of Islamic Finance (AICIF) 2025 sekaligus peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor itu, Alex menyoroti masih rendahnya kontribusi pesantren sebagai pusat edukasi ekonomi syariah.
Baca Juga: Dapat Restu RUPSLB, UUS BTN Akan Resmi Berpindah ke BSN pada 22 Desember 2025
Berdasarkan data Islamic Finance Literacy, tingkat literasi ekonomi syariah yang ditopang oleh pesantren di Indonesia baru 39,11%, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 80,2%. Untuk itu, BSN mengajak pesantren dan santri memperkuat kolaborasi guna meningkatkan edukasi dan literasi ekonomi syariah.
Alex bilang, saat ini BSN telah mengoperasikan 36 kantor cabang, 83 KCPS, dan lebih dari 2.098 e-channel. Ke depan, BSN berencana memperluas jangkauan layanan melalui produk inovatif seperti KUR Syariah yang dapat dimanfaatkan pesantren, yayasan, dan santri untuk membuka usaha.
BSN juga tengah menyiapkan aplikasi digital banking guna memberikan layanan keuangan syariah yang lebih aman, cepat, dan mudah. Aplikasi tersebut ditargetkan mampu menghadirkan pengalaman transaksi digital yang komprehensif dan sesuai prinsip syariah.
Wakil Rektor II UNIDA Gontor, Setiawan bin Lahuri mengatakan, pesantren memiliki peran krusial dalam perkembangan perbankan nasional. Menurutnya, peluang pengembangan ekonomi syariah di pesantren masih sangat besar. Oleh karena itu, ia berharap BSN dapat menjadi mitra utama pendidikan tinggi, kampus, dan UMKM agar pemberdayaan sektor riil semakin kuat.
Selanjutnya: Sengketa Bali Tower dan Pemkab Badung Mencuat, ASPIMTEL Soroti Kontrak Eksklusif
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 5-7 Desember 2025, Apel Rockit Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













