Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN mengatakan tahun depan pihaknya bakal membutuhkan pendanaan non-konvensional sebesar Rp 18 triliun. Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyebut, kebutuhan tersebut salah satunya akan didapat melalui aksi korporasi berupa sekurititasasi kredit pemilikan rumah (KPR) alias Efek Beragunan Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP). Adpaun, sekuritisasi ini akan diluncurkan pada kuartal I 2018.
"BTN ada rencana lakukan sekuritisasi KPR (EBA-SP) sekitar Rp 2 triliun, di triwulan I tahun 2018," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (19/12). Lebih lanjut, Iman juga menyebut pihaknya bakal menerbitkan subordinated loan dengan jumlah di kisaran Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan dari segi pendanaan perseroan juga bakal menggenjot dari sisi dana pihak ketiga (DPK) antara lain giro.
"Pendanaan tidak ada masalah, kita lakukan sekuritisasi, dan menyebar mencari pertumbuhan DPK antara lain giro dan kita juga bisa mengeluarkan pinjaman antar bank," kata Maryono. Untuk menggenjot DPK, bank bersandi BBTN ini mengungkap akan menggandeng kerjasama dengan sejumlah perusahaan BUMN.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan BTN, hingga Oktober 2017, BTN telah menyalurkan kredit hingga Rp 171,40 triliun, tumbuh 20,96% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 141,69 triliun.
Adapun, dari segi DPK per Oktober 2017 tercatat tumbuh 15% yoy dari Rp 137,32 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 157,1 triliun. Aset perseroan juga mengalami peningkatan signifikan yakni naik menjadi Rp 236,29 triliun atau tumbuh 19,5% yoy. Selain itu, laba bersih perseroan per Oktober 2017 tercatat sebesar Rp 2,16 triliun atau naik 17,5% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 1,84 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News