kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

BTN Dorong Penyaluran Kredit Program Perumahan di Yogyakarta


Minggu, 09 November 2025 / 23:04 WIB
BTN Dorong Penyaluran Kredit Program Perumahan di Yogyakarta
ILUSTRASI. BTN menggelar acara Sosialisasi & Akad KPP di Yogyakarta, Minggu (9/11/2025).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memperluas penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) alias KUR perumahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai dukungan terhadap Program Tiga Juta Rumah. Langkah ini dilakukan seiring meningkatnya aktivitas UMKM di sektor perumahan dan industri pendukungnya.

Direktur Commercial Banking BTN Hermita mengatakan, Yogyakarta memiliki potensi besar untuk penyaluran KPP karena kontribusinya yang konsisten terhadap portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi BTN, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan KPR subsidi di Yogyakarta terus meningkat. Kami melihat adanya sinergi kuat antara kebutuhan rumah rakyat, dukungan pemerintah daerah, dan geliat pengembang rumah subsidi,” ujar Hermita dalam keterangannya, Minggu (9/11).

Hermita menjelaskan, perekonomian Yogyakarta tergolong stabil dan berdaya tahan, didukung sektor pendidikan, pariwisata, serta UMKM yang saling menopang. Peningkatan populasi muda juga mendorong permintaan hunian terjangkau di kawasan sekitar kota seperti Sleman, Bantul, dan Kulonprogo.

Baca Juga: BTN: Penyaluran Dana SAL Sudah Capai Lebih dari 93% per Oktober 2025

Berdasarkan data BPS DIY, pergeseran ekonomi dari sektor pertanian ke jasa dan manufaktur menopang pertumbuhan berkelanjutan di daerah tersebut. Kondisi ini membuka peluang bagi sektor properti dan ekosistem usaha di sekitarnya, mulai dari developer, kontraktor, toko bahan bangunan, hingga penyedia furnitur dan jasa konstruksi, yang sebagian besar merupakan UMKM.

“Ekosistem perumahan di Yogyakarta sangat potensial menjadi penerima manfaat KPP. Banyak pelaku usaha kecil yang terlibat dalam rantai pasok pembangunan rumah subsidi dan rumah swadaya,” tambah Hermita.

BTN mencatat, sejumlah pelaku usaha sektor perumahan di Yogyakarta telah menjadi nasabah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan KPR FLPP Sejahtera. Melalui Kredit Program Perumahan (KPP), BTN berupaya memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha yang berperan langsung dalam ekosistem perumahan rakyat.

Bank pelat merah ini menargetkan menjadi penyalur terbesar KPP dari total anggaran nasional sebesar Rp130 triliun. Untuk mencapai target tersebut, BTN menyiapkan strategi berupa pelatihan intensif bagi tenaga pemasaran, integrasi sistem digital guna mempercepat proses pengajuan dan verifikasi, kolaborasi lintas divisi antara unit KPR, KUR, dan pembiayaan perumahan, serta program insentif bagi tim penjualan.

BTN saat ini menawarkan suku bunga KPP kompetitif sekitar 5,99% hingga Desember 2025. Bank juga memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, asosiasi pengembang, dan koperasi perumahan guna memperluas jangkauan penerima manfaat.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyambut baik langkah BTN yang dinilai mampu membantu penyelesaian persoalan perumahan di Yogyakarta.

Baca Juga: BTN Housingpreneur Buka Akses Bagi Inovator Muda Masuk Ekosistem Perumahan

“UMKM yang membutuhkan tambahan modal kini bisa terbantu oleh BTN dan Bank BPD DIY. Developer dan kontraktor pun dapat memperoleh pembiayaan dengan bunga kompetitif hingga Rp 20 miliar,” ujar Maruarar. 

Ia menegaskan, program ini diharapkan mampu melahirkan pelaku UMKM baru di sektor perumahan, bukan sekadar memperbanyak penerima bantuan sosial. “Kita harus bangga bila kelas bawah dan menengah bisa naik kelas lewat pembangunan dan kerja keras, bukan karena bansos,” tegasnya.

Sementara itu, Staf Khusus Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut, pembangunan rumah subsidi nasional meningkat signifikan dari 220.000 menjadi 350.000 unit, sementara program perbaikan rumah mencapai 400.000 unit.

“Program ini tidak hanya mengandalkan APBN, tapi juga melibatkan CSR dan sinergi berbagai pihak. Targetnya meningkat hingga 700.000 bahkan 1 juta rumah agar sektor properti menjadi penopang ekonomi nasional,” ujarnya.

Selanjutnya: Pelindo Perkuat Strategi Bisnis Berkelanjutan Dorong Ekonomi Maritim Nasional

Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Obat Sakit Perut, Redakan Nyeri dengan Pengobatan Rumahan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×