Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - MADIUN. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tak hanya mendukung pembiayaan di sektor perumahan saja. Bank pelat merah ini juga terlibat memberikan dukungan terhadap ketahanan pangan lewat pembiayaan ke sektor pertanian.
Ramon Armando, Sekretaris Perusahaan BTN mengungkapkan, kredit yang disalurkan BTN ke sektor pertanian terus smengalami peningkatan. Kredit tersebut disalurkan dalam jenis kredit usaha mikro, kecil dan mennengah (UMKM), baik melalui kredit program pemerintah maupun kredit UMKM non subsidi.
“Pemerintah saat ini menyediakan program kredit usaha rakyat (KUR) yang khusus untuk sektor pertanian, dimana debitur dapat menerima KUR lebih banyak dibanding debitur di sektor lain,” kata Ramon kepada KONTAN, belum lama ini.
Ramon merinci, outstanding kredit BTN ke sektor pertanian per Maret 2025 tumbuh 14% dari akhir tahun 2024. Rata-rata pertumbuhan tahunannya sepanjang lima tahun terkahir hingga Desember 2024 mencapai 72%. Hanya saja, ia tak menjabarkan nilai oustandingnya. Jumlah debiturnya juga tumbuh 51% per tahun.
Baca Juga: Peran Vital Si Penyangga Ketahanan Pangan Nasional
Ramon menjelaskan bahwa syarat dan ketentuan KUR yang ditetapkan pemerintah dirancang untuk membantu UMKM naik kelas. Salah satunya dengan suku bunga bertahap (graduasi) yang berkisar antara 6% hingga 9%, tergantung berapa kali debitur sudah menerima fasilitas KUR sebelumnya.
BTN sendiri memprioritaskan penyaluran kredit sektor pertanian untuk pembiayaan modal kerja para petani. Selain pembiayaan langsung, BTN juga mendukung sektor pertanian melalui skema kerja sama penyaluran kredit dengan kelompok tani atau koperasi yang aktif dalam kegiatan pertanian.
“Lewat skema ini, para anggota bisa memperoleh pembiayaan baik secara kolektif maupun individu, dengan fokus pada kebutuhan modal kerja,” kata Ramon.
Namun, Ramon mengakui akses pembiayaan untuk sektor pertanian masih menjadi tantangan. Banyak lembaga keuangan berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor ini karena risikonya dinilai lebih tinggi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kualitas kredit sektor pertanian memang cenderung lebih rentan. Penyebabnya beragam, mulai dari gagal panen akibat serangan hama hingga kondisi cuaca ekstrem seperti kemarau berkepanjangan.
Baca Juga: Inovasi Anak Muda Ubah Tantangan Iklim Jadi Peluang di Lahan Pertanian
Meski begitu, Ramon menilai pemerintah sudah menyediakan solusi lewat program KUR. Dengan subsidi bunga dan skema mitigasi risiko, program ini membantu perbankan lebih berani menyalurkan pembiayaan ke sektor pertanian, sekaligus meringankan beban debitur.
Ia menegaskan BTN berkomitmen mendukung program KUR di sektor pertanian, termasuk melalui pemberdayaan komunitas-komunitas tani. Ramon juga menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik untuk menjaga kualitas kredit.
“Kredit macet memang bisa terjadi di semua sektor pembiayaan, bukan hanya di pertanian. Tapi saat ini rasio NPL kredit di sektor pertanian masih terjaga di bawah 5%,” tutup Ramon.
Selanjutnya: Indokripto Koin Semesta (COIN) Patok Harga IPO Rp 100 per Saham
Menarik Dibaca: BRI Hadirkan Fitur Loan On App di BRImo, Layanan Kartu Kredit Terbaru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News