Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis Bullion Bank diperkirakan semakin memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat.
Jika tak ada aral melintang, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan berdirinya bullion bank atau bank emas pada 26 Februari 2024 mendatang.
"Pengembangan usaha bulion akan memberikan keuntungan bagi tiga pihak yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, serta Lembaga Jasa Keuangan (LJK)," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulisnya, Jumat (21/2).
Usaha Bullion juga disebut Dian berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi dengan tambahan value added (VA) hingga sebesar Rp 30 triliun hingga Rp 50 triliun.
Baca Juga: Bullion Bank Meluncur 26 Februari, Begini Peluang Bisnis Emas di Indonesia
"Oleh karena itu, potensinya tentu akan sangat besar didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales dan retailers serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis," jelasnya.
Di sisi lain, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimistis mampu memacu pertumbuhan bisnis logam mulia secara berkelanjutan setelah mendapatkan izin dari regulator dalam hal ini OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion kepada BSI.
Sebagai informasi, kegiatan usaha bullion berdasarkan POJK No 17 Tahu 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, bahwa bank emas membuka potensi pengembangan ekosistem bisnis emas ke depannya. Ia juga menyebut, pertumbuhan Bank BSI saat ini salah satunya didorong oleh bisnis emas. Bahkan, bisnis emas di BSI dapat dikatakan sebagai new game changer.
“Jadi produk konsumer seperti emas itu memang tumbuh signifikan di Bank BSI. Bahkan untuk 2025 kami lebih optimistis lagi karena saat ini BSI secara resmi sudah mendapatkan license menjadi bulion bank,” ujar Cahyo.
Pada tahun 2024 lalu, bisnis emas BSI tercatat naik 78,18% secara tahunan mencapai Rp 12,8 triliun. Di mana produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% secara tahunan ke angka Rp 6,4 triliun.
Baca Juga: Kehadiran Bullion Bank Bakal Mudahkan Investor Simpan Emas di dalam Negeri
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3% secara tahunan ke angka Rp 6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%.
Dalam menggenjot bisnis emas, BSI kerap memperkuat kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Selain itu, pada akhir November tahun lalu BSI menempuh langkah strategis untuk memberikan solusi investasi yang aman terpercaya dan mendorong pendalaman sektor keuangan syariah melalui industri emas melalui kerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.
Melalui kerja sama tersebut perseroan meluncurkan BSI Gold. Produk tersebut merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99% yang memiliki standar SNI, dan telah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI yang dapat dimiliki masyarakat melalui produk BSI Cicil Emas.
Selanjutnya: APPDI: Kuota Impor 80 Ribu Ton Daging Sapi untuk Pengusaha Sudah Banjiri Pasar
Menarik Dibaca: Ajak Perempuan Hijab Terapkan Gaya Hidup Sehat, Nivea Hijab Run 2025 Sukses Digelar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News