Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 6% mulai tahun depan dari sebelumnya 7%. Kebijakan ini diambil untuk mendorong percepatan pertumbuhan UMKM di Indonesia. Selain itu, plafon KUR juga dinaikkan menjadi Rp 190 triliun dari Rp 140 triliun pada tahun ini.
Padahal penyaluran KUR sejumlah bank di sektor produksi hingga Oktober 2019 ini masih belum sesuai dengan target pemerintah yakni 60%. Namun, perbankan mengaku siap mendukung kebijakan pemerintah itu dan berupa untuk bisa memperbanyak penyaluran KUR ke sektor produksi.
Baca Juga: Penurunan bunga KUR diharapkan bisa mempercepat UMKM untuk berkembang
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) selaku penyalur bank penyalur KUR terbesar di tanah air telah merealisasikan penyaluran KUR sebesar Rp 83,27 triliun atau 95% dari kuota yang didapat tahun ini yakni Rp 86,97 triliun. Itu diberikan pada 3,9 juta debitur.
Dari realisasi itu, penyaluran KUR BRI ke sektor produksi baru mencapai 52%. " Kami masih terus diupayakan mencapai target pemerintah 60%," kata Hary Purnomo, Sekretaris Perusahaan BRI pada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
BRI berharap penurunan bunga KUR tersebut akan semakin banyak pelaku UMKM yang mendapatkan manfaat. Sementara BRI siap menyukseskan penyaluran KUR tersebut dengan mempersiapkan tenaga pemasar KUR yang kompeten dan didukung infrastruktur layanan serta teknologi informasi untuk efisiensi bisnis proses. Dengan semakin banyaknya UMKM yang terlayani tentunya alokasi KUR ke sektor produksi akan semakin besar
BRI melihat prospek KUR ke depan masih cukup bagus karena BRI baru melayani 11 juta pelaku UMKM dari 62 juta yang ada saat ini. BRI telah mengajukan kuota KUR tahun depan dan saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah. Adapun NPL KUR BRI saat ini terjaga di angka 1%.
Baca Juga: Permudah KUR TKI, pemerintah jajaki kerja sama dengan bank asing
PT Bank Mandiri Tbk juga mengaku siap mendukung rencana pemerintah terkait KUR. Penurunan bung KUR dinilai akan mendorong peningkatan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi. Sehingga pelaku UMKM bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
"Manfaat bagi perbankan sendiri, akan lebih mudah untuk menawarkan KUR kepada masyarakat dan pelaku UMKM dengan adanya penurunan suku bunga tersebut," kata SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Zedo Faly.
Hingga Oktober 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 20,12 triliun atau sebesar 80,51% dari kuota yang didapat perseroan tahun 2019. Itu disalurkan ke 255.935 debitur dimana NPL terjaga di level 0,5%.
Sama seperti BRI, penyaluran KUR Bank Mandiri ke sektor produksi masih belum mencapai target pemerintah. Capaiannya baru Rp10,09 triliun atau sebesar 50,14%. Zedo bilang, pihaknya akan terus berupaya untuk bisa menyalurkan KUR ke sektor produksi sebesar 60% hingga akhir tahun.
Bank Mandiri melihat prospek penyaluran KUR masih sangat besar mengingat masih banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pembiayaan. Tahun depan, bank ini mengajukan kuota KUR sebesar Rp 30 triliun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menyambut positif penurunan bunga KUR dan peningkatan plafon tahun depan. Perseroan melihat KUR masih prospektif sebagai motor penggerak kredit kecil. Oleh karena itu, BNI telah mengusulkan alokasi target penyaluran KUR pada 2020 naik sekitar 40% dari Rp 16 triliun tahun ini.
Baca Juga: Plafon KUR bertambah, Mentan harap penyaluran KUR sektor pertanian terkerek
Sampai dengan Oktober 2019, BNI telah berhasil menyalurkan seluruh kuota KUR yang didapat yakni Rp 16 triliun. BNI kemudian meminta tambahan kuota sebanyak Rp 2 triliun lagi sehingga target tahun ini menjadi Rp 18 triliun.
Walaupun melakukan penambahan kuota, namun penyaluran KUR BNI ke sektor produksi juga belum mencapai target, baru mencapai 55%. " Kami optimis bisa mencapai 60% sesuai dorongan pemerintah. Itu dilakukan dengan strategi antara lain pembiayaan secara klastering, pembiayaan supply chain financing serta pengembangan digitalisasi proses yang bekerjasama dengan start up sektor pertanian, dan sebagianya," jelas GM Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News