Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menjelang transformasi tahap empat tahun 2020, Bank Mandiri semakin mantap untuk meningkatkan permodalannya. Dalam lima tahun ke depan, bank berlogo pita emas yakin modalnya akan menembus Rp 200 triliun lebih.
Untuk merealisasikan itu, Bank Mandiri sudah punya cara. "Salah satunya dengan mengandalkan laba," terang Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Senin (9/11).
Kartika memperkirakan, laba Bank Mandiri akan berkisar Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun per tahun hingga 2020. Dengan perkiraan laba itu, Kartika juga memproyeksikan payout ratio berkisar 20%-30%. Maka, Bank Mandiri akan punya modal tambahan rerata Rp 15 triliun per tahun.
Kartika menjelaskan, dengan tambahan modal itu, maka total tambahan modal dari laba hingga 2020 akan berkisar Rp 85 triliun dan saat ini, modal Bank Mandiri telah mencapai Rp 110 triliun.
Untuk menjaga pertumbuhan laba, fokus Bank Mandiri adalah memperbaiki kualitas aset melalui restrukturisasi dan perbaikan risk management. "Kami harapkan, tahun depan penambahan kredit bermasalah baru akan melambat," tutur Kartika. Sampai September lalu, laba bank dengan sandi saham BMRI mencapai Rp 14,58 triliun atau naik tipis 0,9% dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,45 triliun.
Nah, sumber modal Bank Mandiri tidak hanya dari laba saja. "Jika memungkinkan, kami juga akan rights issue. Katakanlah nilainya Rp 20 triliun pada 2018," ujar Kartika. Oleh karena itu, Kartika meyakini modal Bank Mandiri bisa mencapai Rp 200 triliun.
Selain dua cara itu, Kartika juga mencermati revaluasi aset. Namun untuk yang satu ini, Kartika menyebut, prosesnya masih dalam kajian. Namun hitung-hitungan Kartika, Bank Mandiri bisa mendapat modal tambahan sebesar Rp 10 triliun melalui revaluasi aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News