Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Sejumlah bank gencar membesarkan bisnis cash management. Maklum, layanan tersebut bisa jadi salah satu sumber dana murah bagi bank. Salah satu contohnya adalah Bank CIMB Niaga yang tahun ini menargetkan pertumbuhan nasabah cash management antara 30% - 40%.
Wakil Direktur Utama Bank CIMB Niaga Chaterine Hadiman mengatakan, bank memperoleh beberapa keuntungan dengan mengembangkan layanan cash management. Pertama, cash management bisa menjadi sumber dana murah bagi bank. Maklum, "Operational account-nya berbentuk giro," ujarnya.
Kedua, transaksi yang menggunakan cash management ini akan membuat fee based income atau pendapatan nonbunga bank akan semakin besar. Tahun ini, CIMB Niaga menargetkan fee based income tumbuh 20%, dari Rp 1,5 triliun di tahun lalu menjadi Rp 1,8 triliun. Catherine berharap, transaksi cash management bisa menyumbang 25% dari total pendapatan nonbunga CIMB Niaga.
Ketiga, dalam jangka menegah CIMB Niaga bisa menawarkan layanan tambahan kepada nasabah cash management. Misalnya, payroll, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan mobil (KPM), letter of credit (L/C) hingga pemberian kredit ke sub-distributor atau supplier financing dan e-chain financing. Ini artinya pendapatan tambahan bagi bank. "Saat ini, e-chain financing kami masih kecil. Tahun ini kami targetkan bisa Rp 2 triliun - Rp 3 triliun," katanya.
Saat ini, jumlah nasabah cash management CIMB Niaga mencapai 100.000. Lebih dari 50% nasabah cash management bergerak di bidang usaha kecil dan menengah (UKM), sisanya korporasi.
Salah satu pengguna layanan cash management CIMB Niaga adalah PT Tigaraksa Satria Tbk. Menurut Troy Parwata, Direktur Tigaraksa Satria, cash management akan mempermudah perusahaannya menertibkan data-data transaksi. "Datanya semakin rapi dan kami bisa melihat saldo kami setiap saat," ujarnya. Selain itu, Tigaraksa bisa mengurangi jumlah rekening yang ada di CIMB Niaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News