kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

CNAF Pacu Penyaluran Kredit di Bulan Terakhir Tahun 2025


Selasa, 23 Desember 2025 / 19:08 WIB
CNAF Pacu Penyaluran Kredit di Bulan Terakhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) akan memaksimalkan penyaluran pembiayaan pada Desember 2025.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan ini karena adanya momentum produsen kendaraan yang biasanya menawarkan program spesial untuk menarik animo masyarakat. "Hal itu menjadi peluang yang baik, khususnya bagi CNAF, untuk menyalurkan pembiayaan dengan lebih agresif," ucapnya kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).

Namun, Ristiawan mengatakan potensi meningkatnya Non Performing Financing (NPF) atau tingkat kredit macet juga bisa terjadi. Sebab, pada Desember 2025 cukup banyak hari libur, seperti Natal dan Tahun Baru. 

Baca Juga: Bank Masih Mendulang Cuan dari Bisnis Bancassurance

Meskipun demikian, Ristiawan menerangkan CNAF telah mengantisipasi hal tersebut dengan aktif mengingatkan nasabah untuk melakukan pembayaran angsuran lebih awal melalui WhatsApp atau telepon yang mempergunakan suara robot  (robotic call).  "Upaya tersebut dilakukan CNAF sebagai salah satu cara untuk menjaga rasio NPF tetap baik," katanya.

Lebih lanjut, CNAF juga menyoroti maraknya praktik jual-beli kendaraan hanya dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tanpa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) di media sosial. Ristiawan mengatakan praktik tersebut dapat merugikan banyak pihak, tidak hanya perusahaan pembiayaan saja, tetapi nasabah. 

Dari sisi perusahaan, dia menyebut praktik itu tentunya akan berdampak pada rasio NPF yang naik dan biaya collection juga akan naik, karena unit kendaraan tersebut harus dicari posisi pastinya. 

"CNAF melihat praktik tersebut sangat merugikan banyak pihak dan salah satu bentuk dari pelanggaran hukum," ucap Ristiawan. 

Sampai November 2025, Ristiawan mengatakan NPF CNAF di angka 1,92%. Dia bilang angka NPF CNAF tersebut masih di bawah NPF industri. Untuk total pembiayaan baru CNAF tercatat sebesar Rp 8,49 triliun hingga November 2025. 

Selanjutnya: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham SUPA, SMBR, dan INDY untuk Rabu (24/12)

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Membuat Resolusi Tahun Baru, Ini Kata Penelitian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×