Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski tengah dilakukan pembahasan secara serius oleh pemerintah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan proses akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri (BMRI) tetap berlangsung. Meski demikian, proses akuisisi ini tidak akan menghilangkan BTN.
Setidaknya, menurut Dahlan ada tiga alasan yang mendasari akuisisi ini perlu dilakukan. Pertama, Ia ingin memperkuat modal BTN agar bisa membiayai aktivitas pembiayaan pembangunan rumah. Seperti diketahui, BTN merupakan Bank spesialis pembiayaan rumah di Indonesia.
Namun, saat ini kemampuan memberikan kredit BTN masih rendah. Oleh karenanya, harus ada Bank yang lebih besar masuk, menginjeksi dana ke BTN.
Dahlan bilang, di Indonesia ada dua bank yang dianggapnya sanggup mendongkrak permodalan BTN, yaitu Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia. Bank Mandiri kemudian dipilih oleh pemerintah supaya tujuan lainnya bisa tercapai.
Tujuan lain dari akuisisi ini adalah pemerintah ingin memiliki bank yang kuat, agar bisa bersaing di pasar perbankan global. "Bank Mandiri jika mengakuisisi BTN bisa menjadi yang terbesar, melebihi bank milik Malaysia," kata Dahlan, Selasa (22/4) di Istana Negara, Jakarta.
Jika BRI yang dipilih, tujuan itu tidak akan tercapai. Karena BRI memang masih di bawah Bank Mandiri.
Kemudian alasan lainnya dari aktivitas akuisisi ini adalah supaya perusahaan-perusahaan dalam negeri menggunakan jasa bank dalam negeri juga. Jika ada Bank lokal yang besar, maka itu akan menarik perusahaan-perusahaan lokal.
Selama ini, masih banyak perusahaan lokal yang memakai jasa Bank luar. "Kalau perusahaan besar lari ke bank asing, sama saja memperbesar bank asing," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News