Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi penempatan dana di surat berharga sampai akhir kuartal II 2017 mencapai Rp 80 triliun. Angka ini diperkirakan naik 6,5% secara tahunan atau year on year (yoy).
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, kenaikan penempatan dana BNI di surat berharga masih lebih rendah dibandingkan industri. “Penempatan surat berharga industri perbankan per Maret 2017 naik 9,7%,” ujar Herry kepada KONTAN, Rabu (14/6).
Secara umum, Herry menyebut, BNI masih memprioritaskan penyaluran dana masyarakat melalui kredit. Hal ini karena selain margin lebih besar, juga memiliki efek ganda terhadap ekonomi.
Adapun, penempatan dana di surat berharga merupakan bagian tak terpisahkan dari pengelolaan aset BNI secara keseluruhan, terutama untuk pengelolaan likuiditas.
Saat ini, menurut Herry, mayoritas portofolio surat berharga BNI adalah surat utang pemerintah dengan komposisi sebesar 85%. Surat utang pemerintah merupakan instrumen dengan risiko yang terukur dan likuid di pasar dengan yield memadai. Sehingga hal ini bisa menopang likuiditas bank secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News