kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,26   9,90   1.07%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan DPLK tumbuh 8,29% hingga Juni 2018


Selasa, 14 Agustus 2018 / 18:34 WIB
Dana kelolaan DPLK tumbuh 8,29% hingga Juni 2018
ILUSTRASI. Ilustrasi Untuk Dana Pensiun di Hari Tua


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan yang dicatat oleh industri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) masih positif meskipun pertumbuhannya hanya satu digit sampai semester I 2018. Asosiasi masih optimis kinerja ini masih mampu terangkat di paruh kedua.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan yang dikumpulkan pelaku DPLK mencapai Rp 77,55 triliun hingga pertengahan tahun ini. Jumlah itu naik 8,29% dibanding enam bulan pertama tahun 2017 sebesar Rp 71,61 triliun.

Jika dirinci, dari jumlah dana kelolaan itu, porsi investasi di keranjang deposito masih jadi kontribusi utama sekitar 60%. Sedangkan surat berharga negara (SBN) sebesar 16%, reksadana dan saham masing-masing 3,5% dan 3,83%.

Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan menilai, ada beberapa faktor yang membuat kinerja dana kelolaan masih belum melompat dua digit. Di antaranya, kata dia, pertumbuhan yang masih melambat lantaran nilai investasi khususnya pada instrumen surat utang negara (SUN) juga masih belum menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

"Di samping itu juga dipengaruhi oleh penjualan produk pensiun belum bertumbuh pesat sebab menunggu iklim investasi yang lebih kondusif," kata Nur Hasan kepada Kontan.co.id, Selasa (14/8).

Kendati begitu, pertumbuhan dana kelolaan yang belum mentereng ini diharapkan berangsur bangkit di semester kedua. Nur Hasan memproyeksi, dana kelolaan bisa tumbuh 20% sampai akhir tahun nanti dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 74,51 triliun.

Adapun katalis yang mendukung antara lain kondisi ekonomi yang diharapkan terus membaik ketimbang awal tahun ini. Seperti diketahui, pergerakan rupiah saat ini sedang fluktuatif sehingga dikhawatirkan akan terus menggerus pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Ketua Perkumpulan DPLK Abdul Rachman menambahkan, saat ini memang tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dana pensiun belum menyeluruh. Untuk itu dibutuhkan sosialisasi dan promosi lebih masif agar hal ini dapat diketahui oleh masyarakat.

Terutama kata dia, asosiasi DPLK bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sedang gencar menggelar roadshow di beberapa daerah. Termasuk di segmen universitas agar generasi milenial mulai peduli dan berinvestasi untuk masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×