kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana korporasi dan pemerintah bikin DPK bernilai jumbo tumbuh pesat


Senin, 04 Mei 2020 / 21:09 WIB
Dana korporasi dan pemerintah bikin DPK bernilai jumbo tumbuh pesat
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan anjungan tunai mandiri Bank BRI di Tangerang Selatan, Senin (4/5). Dana korporasi dan pemerintah bikin DPK bernilai jumbo tumbuh pesat./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/04/05/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 bikin nilai simpanan di atas Rp 5 miliar meningkat signifikan sepanjang kuartal I-2020. Sebaliknya, nilai simpanan di bawah Rp 1 miliar justru tumbuh negatif.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah yang menopang pertumbuhan tersebut. Pertama dana milik pemerintah, kedua dana milik korporasi.

Baca Juga: Tambah armada rental, Adi Sarana (ASSA) raih pinjaman Rp 1 triliun dari Bank Mandiri

“Peningkatan dana di atas Rp 5 miliar lebih banyak didorong oleh penempatan dana oleh pemerintah kepada kementerian, dan pemerntah daerah. Ini juuga didorong oleh penempatan dana oleh korporasi,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (4/5).

Untuk korporasi Halim bilang salah satu alasannya disebabkan oleh terhentinya ekspansi, dan volatilnya ekonomi nasional akibat Covid-19. Makanya korporasi lebih memilih menempatkan dananya di perbankan yang cenderung aman.

Meski demikian, Halim jika Covid-19 berlarut-larut kondisi tersebut juga tak akan bertahan lama. “Jika pendapatan mulai menurun, cepat atau lambat likuiditas mereka juga akan menurun, karena masih membayar operasional, gaji, utang bank dan lainnya,” sambungnya.

Makanya, cepat atau lambatnya penyelesaian Covid-19 akan jadi penentu. Ini juga yang disebut Halim berpengaruh kepada nasabah dengan nilai simpanan di bawah Rp 1 miliar, terutama nasabah ritel.

Baca Juga: OJK: Kredit bisa tumbuh di atas 2% jika kredit modal kerja dijamin pemerintah

Di tengah Covid-19, penurunan pendapatan masyarakat, hingga pemangkasan pekerja jadi pendorong penarikan dana di perbankan. Meskipun hingga kini, Halim bilang belum ada penarikan secara dana besar-besaran. Ekonom INDEF Bhima Yudhistira juga mengamini hal ini.

“Ada indikasi kelas di sini. Kelas atas cenderung melakukan saving, dan menahan belanja. Sementara kelas menengah bawah mengambil simpanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek seiring berkurangnya pendapatan dan kehilangan pekerjaan,” katanya kepada Kontan.co.id.

Dari catatan LPS, sepanjang kuartal I-2020 perbankan tanah air berhasil menghimupn DPK senilai Rp 6.304 triliun dengan pertumbuhan 3,7% (ytd). Simpanan dengan nilai di atas Rp 5 miliar tumbuh paling signifikan sebesar 9,2% (ytd) dengan nilai Rp 3.065 triliun.

Baca Juga: Rasio pembiayaan bermasalah multifinance mulai naik di Maret 2020

Kemudian simpanan bernilai antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar tumbuh 1,2% (ytd) senilai Rp 428 miliar, Sedangkan nilai simpanan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar tercatat stagnan senilai Rp 564 miliar.

Adapun nilai simpanan di bawah Rp 100 juta mencatat perlambatan paling tinggi, pertumbuhannya negatif 3,0% (ytd) dengan nilai Rp 857 triliun. Disusul nilai simpanan Rp 100 juta hingga Rp 200 juta yang pertumbuhannya negatif 1,6% (ytd).

Kemudian nilai simpanan Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar tumbuh negatif 0,6% (ytd) senilai Rp 487 miliar. Dan terakhir nilai simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta tumbuh negatif 0,3% senilai Rp 556 juta.

Baca Juga: Tekan rasio pembiayaan bermasalah, MTF percepat restrukturisasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×