Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Perbankan syariah terus bertumbuh pesat beberapa tahun belakangan. Namun, ternyata bank syariah mengalami penurunan porsi dana murah.
"Menurut data industri, porsi dana murah di perbankan syariah terus menurun. Ini berbeda dengan porsi dana murah di konvensional," sebut Direktur Utama PT BNI Syariah, Dinno Indiano, di Kementerian Agama, Rabu, (17/7).
Pada tahun 2008, dana murah di bank konvensional telah memegang porsi mayoritas yaitu 53%. Kemudian di pengujung 2012, porsi tersebut menjadi 57%.
Sedangkan, porsi dana mahal masih mendominasi di perbankan syariah. Pada 2008, porsi dana murahnya yaitu 45%. Jumlah tersebut lalu merosot jadi 39%. Lalu di pengujung 2012, porsi dana murah naik lagi menjadi 43%.
Dinno menyampaikan bahwa menurunnya porsi dana murah tersebut karena adanya melonjaknya porsi deposito. Pada posisi Mei 2012, deposito di perbankan syariah yaitu Rp 67,71 triliun. Jumlah tersebut lalu meningkat 48,76% dari posisi Mei 2013 yaitu Rp 100,73%.
Ia bilang, untuk dapat meningkatkan dana murah, perbankan syariah harus berupaya maksimal menjadi bank transaksional. Hal ini dilakukan dengan memberi layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang memiliki banyak fitur canggih, SMS banking, atau internet banking.
Bank Indonesia (BI) pun menekankan bahwa perbankan syariah harus meningkatkan porsi dana murahnya. "Ini salah satu langkah yang kami kejar," sebut Direktur Eksekutif Perbankan Syariah BI, Edy Setiadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News