Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatat dana pemerintah daerah yang ditempatkan di bank masih cukup tinggi. Hal ini seiring dengan masih belum terlalu kencangnya penyerapan dana untuk pembangunan infrastruktur daerah.
Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim bilang sampai kuartal 3 2017 dana pemda yang ditempatkan di bank sebesar Rp 11 triliun. "Dana pemda yang ditempatkan di Bank Jatim tidak terlalu banyak perubahan," kata Ferdian kepada KONTAN, Selasa (10/10).
Dana pemda yang ditempatkan di Bank Jatim ini terdiri dari beberapa instrumen yaitu dana alokasi umum (DAU), dana desa, surat perintah pencairan dana (SP2D), penerimaan pajak daerah dan APBD untuk pembangunan.
Bambang Setiawan, Direktur Utama BPD DIY bilang sampai kuartal 3 2017, dana pemda yang ditempatkan di bank mencapai 20% dari total dana. "Penyerapan anggaran masih wajar sesai dengan rencana kegiatan," kata Bambang kepada KONTAN.
Edie Rizliyanto, Direktur Utama Bank Sumut bilang sejauh ini proyek pemda masih berjalan melalui pembiayaan oleh perbankan. Terkait risiko pencairan dana pemda di akhir tahun, beberapa bankir sudah melakukan antisipasi.
Edie bilang untuk antisipasi pencairan dana bank menyiapkan program pendanaan dan insentif. "Selain itu bank juga menyiapkan pendanaan refinancing dan pinjaman bilateral sesuai kebutuhan," kata Eddie kepada KONTAN.
Terkait risiko penarikan dana pemda di akhir tahun menurut Bambang likuiditas diproyeksi akan terjaga dengan baik. Eddie juga memproyeksi kondisi likuiditas juga masih terjaga terkait potensi risiko ini.
Ferdian menambahkan Bank Jatim akan meningkatkan dana pemda untuk menjagag likuiditas. Hal ini dilakukan melalui program Jatim Smart City.
Secara industri BPD, tercatat penempatan dana di surat berharga sampai Juli 2017 sebesar Rp 69,1 triliun atau naik 59,5% yoy. Sedangkan penempatan dana di deposito BPD tercatat Rp 205,1 triliun atau naik 20% secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News