Reporter: Roy Franedya | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bagusnya pasar expor-impor komoditas di Indonesia membuat Bank Danamon berniat untuk meningkatkan bisnis trade tahun depan. Bank milik investor Singapura ini berniat menggenjot pertumbuhan bisnis tersebut sebesar 50%.
Direktur Bank Danamon Herry Hykmanto mengungkapkan pihaknya menggenjot bisnis trade finance tahun depan karena Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas di dunia. "Tiap tahun Indonesia selalu mengekpor komoditas ke luar negeri dalam jumlah yang besar," ujarnya, Rabu (15/12).
Selain itu, lanjut Herry, harga komoditas di dunia juga turun mendorong para pengusaha untuk melakukan ekspor ke luar negeri. "Tentunya pengusaha memandang tahun depan sebagai ladang yang baik untuk menggenjot ekspornya," tambahnya.
Trade Product Management Head Bank Danamon Margaret Tjahyono menambahkan, dalam mengembangkan bisnis trade finance, pihaknya berusaha mengarahkan realisasi pada sektor yang produktif bukan sekadar mengucurkan kredit. "Plafon kredit bisnis trade finance sangat tergantung pada kontraknya, biasanya kami menyalurkan kredit sebesar 80-85% dari total kontrak," ujarnya.
Margaret bilang, untuk mendukung bisnis trade finance, Danamon menganjurkan nasabahnya untuk menggunakan incoterms, yakni seperangkat dokumen yang berisi tentang persyaratan perdagangan yang mencerminkan praktik bisnis ke bisnis dalam kontrak penjualan barang. "Incoterms mampu menghadirkan efisiensi biaya karena adanya kesalahan dalam menyusun dokumen," tuturnya.
Herry menambahkan, dengan banyaknya nasabah yang menggunakan standar incoterms maka eksportir akan semakin kompetitif di pasar internasional. "Mengenai bunga kredit kami akan sesuaikan dengan kami akan mempertimbangkan harga komoditas dan resiko serta siapa pembelinya," tukasnya.
Saat ini, kontribusi trade finance mencapai 10% dari total kredit korporasi. Hingga September 2010, kredit korporasi Bank Danamon 30% dari total kredit sebesar Rp 77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News