Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Selera pengelola dana pensiun (dapen) untuk menempatkan dana investasinya pada instrumen investasi jangka panjang telah berubah. Kini, dapen lebih nyaman menempatkan investasinya pada instrumen investasi jangka pendek, demi mengamankan hasil investasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengakui, pengelola dapen khususnya dana pensiun pemberi kerja program pensiun manfaat pasti (DPPK) cenderung memilih investasi yang konservatif. "Tren iklim investasi masih menantang sehingga mencari yang aman," kata Bambang, Selasa (1/8).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2017, porsi investasi dapen di deposito berjangka naik paling mencolok yakni tumbuh 18,93% secara tahunan menjadi Rp 65,09 triliun. Sedangkan, investasi dapen di surat utang negara (SUN) per Juni 2017 tumbuh 17,29% menjadi Rp 56,62 triliun.
Dari data tersebut menandakan dapen lebih memilih hasil investasi yang stabil ketimbang imbal hasil tinggi. Meski begitu, Bambang memprediksi, ke depan dapen akan mengurangi porsi penempatan dana di deposito dan mengejar target porsi penempatan investasi di SUN sebesar 30% dari total investasi.
Sebab, porsi investasi dapen di SUN dapen masih belum mencapai ketentuan. Misal, DPPK Program Pensiun Manfaat Pasti, porsinya mencapai 25%. Sedangkan, porsi SUN DPPK Program Pensiun Iuran Pasti sebesar 21,8%.
Trading saham
Kendati deposito masih favorit, Direktur Utama Dapen BRI Mudjiharno Sudjono bilang, dapen tetap mewaspadai potensi penurunan bunga deposito bank.
Sebab saat bunga deposito turun, hasil investasi juga menciut. Maka itu, Dapen BRI melakukan rebalancing portofolio investasi dengan menambah investasi di obligasi korporasi yang menawarkan yield tinggi.
Cara lain dengan melakukan trading saham jangka pendek untuk mencari keuntungan. "Kami juga punya rekening saham hold to maturity untuk jangka panjang," kata Mudjiharno.
Per Juni 2017, dana investasi Dapen BRI mencapai Rp 16,7 triliun atau naik sekitar 4,3%. Kenaikan dana investasi sejalan dengan pertumbuhan iuran dan pengembangan investasi.
Adapun, porsi investasi pada SUN mencapai 20,53% dari total investasi Dapen BRI. Lalu, porsi obligasi korporasi 20,45% dan obligasi infrastruktur 6,9%. Lalu, porsi investasi di saham sebesar 19,82%, serta reksadana dan deposito perbankan masing-masing 2,83% dan 7,7% dari total investasi Dapen BRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News