kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Daya Beli Kelas Menengah Turun, OJK Belum Lihat Dampaknya ke Industri Asuransi


Jumat, 18 Oktober 2024 / 18:50 WIB
Daya Beli Kelas Menengah Turun, OJK Belum Lihat Dampaknya ke Industri Asuransi
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara menanggapi tren penurunan daya beli kelas menengah. Meski IFG Progress menyebut ini berdampak besar terhadap industri asuransi tetapi sebagai regulator OJK menyebut dampaknya masih belum terlihat.

Kepala eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono berpendapat dampaknya sebenarnya saat ini belum terlihat, baik di asuransi umum maupun jiwa. Pihaknya selalu memonitor pertumbuhan premi asuransi jiwa maupun asuransi umum.

"Sebab, pendapatan premi di asuransi itu masih tumbuh dengan baik. Tunggu saja nanti dampaknya," ungkapnya seusai menghadiri acara Hari Asuransi di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (18/10).

Lebih lanjut, Ogi menyampaikan pendapatan premi di asuransi umum masih tumbuh double digit. Artinya, kinerja asuransi umum juga masih baik. Untuk asuransi jiwa, dia menerangkan kinerja hanya terkoreksi oleh program-program yang berisiko dan itu masih terkonsolidasi.

"Kini, asuransi jiwa juga sudah positif," katanya.

Baca Juga: Turunnya Daya Beli Masyarakat Berdampak pada Bisnis Asuransi Kredit, Begini Solusinya

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi asuransi umum mencapai Rp Rp 57,91 triliun pada semester I-2024. Nilai itu meningkat 18,4%, dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi asuransi jiwa mencapai Rp 56,54 triliun pada semester I-2024. Nilai itu meningkat 4,78%, dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sebelumnya, Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Rohman mengatakan pihaknya menemukan bahwa penurunan daya beli kelas menengah sangat berdampak terhadap industri asuransi umum, sedangkan asuransi jiwa dampaknya tak terlalu besar.

Ibrahim menerangkan berdasarkan data paparan, penurunan daya beli kelas menengah sebesar 4%-5% akan memberikan dampak negatif terhadap konsumsi sebesar 0,99%-1,24%. Pada akhirnya, akan berdampak negatif terhadap asuransi jiwa sebesar 0,33%-0,41%.

Tak hanya itu, menurutnya penurunan daya beli kelas menengah juga diperkirakan akan berpengaruh negatif terhadap berbagai lini bisnis asuransi umum, seperti asuransi properti sebesar 5%-6%, asuransi kendaraan bermotor sebesar 6%-7%, asuransi kecelakaan pribadi 12%-15%, dan asuransi kredit sebesar 15%-19%.a

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×