Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan turunnya daya beli memengaruhi masih tingginya rasio kredit bermasalah (NPL) perdagangan.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengakui secara industri NPL konstruksi dan perdagangan masih cukup tinggi masing-masing 3,45% dan 4,4%.
"Di sektor perdagangan, masih rendahnya daya beli menjadi penyebab debitur perdagangan agak mengalami kesulitan dalam bisnisnya," kata Herry kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Namun pada akhir tahun ini kualitas kredit perdagangan agak membaik karena meningkatnya permintaan barang konsumsi rumah tangga.
Untuk BNI NPL perdagangan ada di angka 2,7% atau turun 70 bps secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan NPL konstruksi BNI terakhir sebesar 1%.
Agar NPL dua sektor ini tidak naik, BNI tetap akan selektif dalam memilih nasabah dan melihat benar dari sisi risiko dan bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News