Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus melanjutkan pertumbuhan kinerja. Hingga November 2022, bank pelat merah ini sudah mengantongi laba bersih Rp 2,79 triliun.
Capain laba selama sebelas bulan pertama ini sudah meningkat 41,51% dari total net profit perseroan sepanjang 2021. Raihan tersebut sudah mendekati proyeksi konsensus tahun 2022 yang menargetkan laba bank berkode saham BBTN ini mencapai Rp 2,89 triliun.
Sementara manajemen Bank BTN optimistis laba bersih hingga akhir tahun ini bisa menembus angka Rp 3 triliun atau melebihi estimasi konsensus.
Kinerja moncer ini ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana dengan peningkatan signifikan pada produk giro.
Baca Juga: BTN Catat Pertumbuhan Sales Volume Tansaksi QRIS Lebih dari 300% per November 2022
Mengutip laporan keuangan bulanan November 2022, Rabu (14/12), BTN mencatatkan produk tabungan dan giro (current account saving account/CASA) Rp 153,74 triliun atau tumbuh 25,9% dari akhir 2021.
Dana murah ini didominasi oleh produk giro yang menembus Rp 115,49 triliun, meningkat 57,4% dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp73,38 triliun. Di sisi lain, deposito yang tergolong dana mahal turun 5,36% menjadi Rp 168,1 triliun dibandingkan sebelumnya yang tercatat Rp 177,6 triliun.
Secara keseluruhan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Bank spesialis pembiayaan perumahan ini meningkat 7,38% menjadi Rp 321,83 triliun. Perbaikan struktur DPK tersebut berhasil menurunkan beban bunga sebesar 19%, dari Rp 11,72 triliun pada November 2021 menjadi Rp 9,48 pada November 2022.
Sementara itu, pendapatan bunga BTN terus meningkat sebesar 3,87% menjadi Rp 23,33 triliun pada akhir November 2022. Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit dan pembiayaan syariah sebesar 8,09% menjadi Rp 295,58 triliun pada akhir November 2022.
Baca Juga: Asing Melego Saham-saham Big Caps Ini, Simak Rekomendasinya
Secara keseluruhan pendapatan bunga bersih (NII) BTN melesat 28,84% menjadi Rp 13,84 triliun. Adapun pendapatan Komisi/provisi/fee dan administrasi sebesar Rp 1,1 triliun, melesat 13,7% dibandingkan setahun sebelumnya.
Sebagai informasi, BTN saat ini masih dalam proses rights issue dengan target dana Rp 4,13 triliun, termasuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun. Terkait dengan PMN tersebut, Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48/2022 tentang PMN kepada BTN, beberapa hari lalu.
"Untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BTN dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah di bidang perumahan melalui penerbitan saham baru guna mempertahankan komposisi kepemilikan saham negara," tulis salah satu pertimbangan PP tersebut.