kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deposito valas tumbuh melambat di Oktober 2017


Jumat, 08 Desember 2017 / 16:07 WIB
Deposito valas tumbuh melambat di Oktober 2017


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar bulan Oktober 2017 mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) mengalami penurunan. Dalam sepuluh bulan terakhir, DPK valas hanya tumbuh 6,6% secara tahunan atau year on year (yoy).

Per Oktober DPK valas sebesar Rp 702,6 triliun. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan September 2017 yang naik 7% atau sempat mencapai Rp 704,4 triliun.

Sementara itu, sisi deposito juga terjadi penurunan sebesar Rp 4,8 triliun dalam periode satu bulan dari Rp 304,3 triliun menjadi Rp 299,5 triliun. Pertumbuhan deposito valas juga menurun di bulan kesepuluh tahun 2017 menjadi sebesar 20,1% dibanding September 2017 yang tumbuh hingga 24,5%.

Melihat tren tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan tren penurunan portofolio deposito valas di perseroan memang masih berlanjut sampai dengan bulan November 2017.

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, penurunan ini dinilai wajar lantaran di periode tahun sebelumnya deposito valas melambung cukup tinggi berkat adanya program pengampunan pajak alias tax amnesty. Akibatnya, produk giro dan valas yang biasanya digunakan untuk keperluas bisnis nasabah, beralih fungsi untuk menampung dana repatriasi pajak.

"Deposito valas memang menjadi penempatan dana repatriasi pajak dan nasabah pun membutuhkan untuk ivnestasi berbisnis di Indonesia," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Sebagai gambaran, Santoso mengatakan di BCA terjadi penurunan dari sisi deposito valas di bulan November 2017 dibanding bulan sebelumnya. Tercatat per Oktober 2017, deposito valas BCA sebesar Rp 19 triliun dan menurun menjadi Rp 14 triliun.

Selain dari efek masuknya dana repatriasi, penurunan ini juga dikarenakan masih belum meningkatnya permintaan lantaran bisnis ekspor dan impor belum terlalu menggeliat. "Biasanya giro valas dan deposito valas meningkat sejalan dengan kebutuhan bisnis oleh perusahaan yang berhubungan dengan ekspor dan impor," tambahnya.

Sekadar informasi saja, berdasarkan laporan keuangan BCA per Oktober 2017, perseroan tercatat berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 580,61 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 13,88% secara yoy.

Senada, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja pun mengakui kalau DPK valas di bulan Oktober 2017 memang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini dinilai Parwati masih dikarenakan kondisi secara industri yang belum membaik.

Meski DPK valas menurun, OCBC NISP mengatakan dari sisi deposito berdenominasi valas masih mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir meski tipis. Parwati menyebut, deposito valas di September 2017 tumbuh 19% sementara di bulan Oktober peningkatannya mencapai 20% secara yoy.

"DPK valas di September dibanding Oktober memang trennya sedikit melambat. Namun, untuk deposito valas di Oktober 2017 masih tumbuh lebih baik,"

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×