Reporter: Nina Dwiantika, Wahyu Satriani |
JAKARTA. Inflasi terus meningkat, namun Bank Indonesia (BI) belum menaikkan BI Rate. Direktur dan Ekonom Senior Deutsche Bank Taimur Baig berpendapat, bank sentral Indonesia harus menaikkan suku bunga acuan hingga 100bps.
Alasannya inflasi masih akan tetap tinggi di semester 1 yang dipengaruhi oleh harga bahan bakar minyak (BBM) dan pangan.
"Ekspektasi inflasi bisa berada diatas 7%", ujar Taimur Baig, di Mandarin Hotel, Selasa, (18/1). Ia memprediksi, BI baru akan menaikan bunga acuan pada kuartal II.
Saat ini, BI masih fokus menjaga rupiah dikisaran Rp 8900- Rp 9000 per dollar AS untuk menghasilkan cadangan devisa.
Taimur memprediksikan inflasi akan mencapai 7,8% pada bulan April. BI harus bereaksi cepat dalam mengatasi manajemen capital inflow dengan meningkatkan BI Rate. Selain itu ada sisi baik dari kebijakan yang diambil bank sentral seperti menerbitkan sertifikat bank Indonesia (SBI) yang digunakan untuk instrumen moneter bukan investasi, dan BI juga bisa meningkatkan minimun holding menjadi 3 bulan.
Berikut adalah analisis Deutsche Bank dibeberapa negara acuan :
1. USA : Current : 0,25%
Bulan ke 3 : 0,25%
Bulan ke 6 : 0,25%
Bulan ke 12 : 0,50%
2. Japan : Current : 0,10%
Bulan ke 3 : 0,10%
Bulan ke 6 : 0,10%
Bulan ke 12 : 0,10%
3. Euroland : Current : 1,00%
Bulan ke 3 : 1,00%
Bulan ke 6 : 1,25%
Bulan ke 12 : 1,75%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News