Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
Tak mau menunggu CoF naik, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini juga sudah berusaha menjaga biaya dana dengan tetap fokus pada produk CASA yaitu Giro dan Tabungan. "Komposisi CASA kami hampir sekitar 30% pada saat ini," imbuhnya.
Selain CoF yang diperkirakan turun, Bank Indonesia juga menilai biaya dana yang dioperasionalkan oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan atau Cost of Loanable Fund (CoLF) dalam rupiah pun diperkirakan turun 20 bps menjadi 8,44% secara qoq.
Pasalnya, rata-rata suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi diperkirakan akan turun masing-masing 4 bps dan 5 bps dari kuartal I 2020 menjadi 11,17% dan 11,22%.
Suku bunga kredit konsumsi juga diprakirakan turun sebesar 1 bps menjadi 12,93%. Pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kredit kendaraan bermotor sebesar 6 bps, diikuti oleh kredit pemilikan rumah/apartemen dan kredit multiguna masing-masing 9 bps dan 8 bps secara kuartalan.
Baca Juga: Ada capital inflow, BI yakin rupiah di level Rp 15.000 per dolar AS pada akhir 2020
Pun, merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rata-rata suku bunga reposito perbankan terus menunjukan tren penurunan. Misalnya, per Februari 2020 rata-rata suku bunga deposito ada di level 6,36% turun sebanyak 58 bps dari posisi tahun sebelumnya. Menurut regulator, tren suku bunga simpanan perbankan sudah melandai dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News