kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, pinjaman Amartha naik 43,87% hingga Juni 2020


Kamis, 16 Juli 2020 / 16:49 WIB
Di tengah pandemi, pinjaman Amartha naik 43,87% hingga Juni 2020
ILUSTRASI. Pendiri lembaga peer to peer Lending Amartha Andi Taufan Garuda Putra. KONTAN/Muradi/2019/08/15


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amartha Mikro Fintek mencatatkan penyaluran pinjaman modal kerja sebesar Rp 645 Miliar sepanjang semester I-2020. Pembiayaan itu telah disalurkan kepada 168,125 pengusaha mikro, dengan Tingkat Keberhasilan 90 (TKB 90) mencapai 98,97%.  

“Penyaluran Amartha pada Semester I-2020 tumbuh 43,87% dibandingkan dengan penyaluran pada Semester I-2019, karena dipengaruhi oleh ekspansi bisnis Amartha ke wilayah Sumatera dan Sulawesi. Secara general, terjadi penurunan pendanaan hingga 60% pada April hingga Mei 2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, telah meningkat signifikan pada Juni hingga saat ini,” ujar Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri dan CEO Amartha dalam keterangan tertulis pada Kamis (16/7).

Baca Juga: Industri fintech lending optimis dalam menghadapi semester II 2020

Ia bilang Amartha telah menerapkan kebijakan pendanaan berdasarkan pemetaan daerah dan jenis usaha. Amartha memperketat credit approval dan disbursement berdasarkan wilayah persebaran covid-19, dimana kebijakan no approval dan 100% reject bagi wilayah zona merah. Juga memberlakukan kebijakan titip bayar bagi wilayah zona kuning.

Juga terdapat kebijakan penyaluran pendanaan hanya kepada Mitra bagi wilayah zona hijau. Serta, mem-blacklist usaha memiliki ketergantungan terhadap kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.

“Pada semester II-2020, Amartha akan menargetkan penyaluran pendanaan usaha pada lebih dari 150,000 pelaku UMKM. Sebagian besar pendanaan akan disalurkan kepada pengusaha mikro di sektor ekonomi informal, seperti pedagang kebutuhan pokok, pedagang sembako dan pedagang makanan. Sektor perdagangan yang dijalankan Mitra Amartha di desa, menjadi sektor yang tangguh dalam pandemi Covid-19 karena menjajakan dagangan yang bersifat primer dan jangkauan usahanya yang berada dalam lingkup kecil pedesaan,” tambah Andi Taufan.

Baca Juga: Imbal obligasi multifinance diramal akan makin menarik, ini faktornya

Ia menyebut prospek pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat menjanjikan. Beberapa bulan ini perekonomian di desa tetap tangguh karena resilience atau daya juang yang mereka miliki. Amartha berkomitmen untuk terus menyalurkan pendanaan kepada sektor yang tangguh bertahan dalam situasi pandemi Covid-19, agar UMKM  dapat segera bangkit, beradaptasi, dan tumbuh lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×