kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

NPL KPR Melonjak di September 2025, Beberapa Bank Beberkan Penyebabnya


Kamis, 27 November 2025 / 19:57 WIB
Diperbarui Kamis, 27 November 2025 / 20:07 WIB
NPL KPR Melonjak di September 2025, Beberapa Bank Beberkan Penyebabnya
ILUSTRASI. Pembangunan komplek perumahan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/10/2025). Kualitas kredit perumahan rakyat (KPR) terpantau kembali memburuk. Kondisi ekonomi yang menantang ditengarai menjadi musababnya. KONTAN/Baihaki/7/10/2025


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kualitas kredit perumahan rakyat (KPR) terpantau kembali memburuk. Kondisi ekonomi yang menantang ditengarai menjadi musababnya. 

Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) Bank Indonesia, rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) KPR per September 2025 berada di level 3,31%. Meski turun tipis dari posisi Agustus di 3,35%, level ini menunjukkan lonjakan dari posisi September 2024 di 2,64%.

Pengamat bank dan ekonomi Yanuar Rizky menyebut, peningkatan NPL KPR ini mencerminkan sinyal penurunan daya beli akibat daya kerja yang turun. Pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor formal serta perlambatan usaha UMKM membuat kelompok KPR berpendapatan rentan kesulitan membayar kredit seiring hilang atau berkurangnya pendapatan.

Menurutnya, NPL KPR bisa ditekan hanya jika perekonomian dan daya beli secara umum kembali pulih, serta kesempatan kerja di kelompok rentan dan kesempatan usaha di UMKM meningkat kembali.

“Relaksasi kredit, restrukturisasi KPR agar terjadi pemulihan NPL, bisa juga ditempuh. Namun, itu kalau bank masih memiliki ruang likuiditas,” imbuh Yanuar saat dihubungi Kontan, Kamis (27/11/2025). 

Baca Juga: Kredit Konsumsi Oktober 2025, KPR Lesu, KKB Anjlok Tajam

Sebagai bank penyalur KPR terbesar, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) juga mencatatkan tren negatif. Lihat saja, per September 2025, NPL perumahan bank berada di level 3,8%. 

Jika dipecah, KPR subsidi mencatatkan posisi NPL lebih baik di level 1,6%, turun tipis dari level 1,7% pada bulan sebelumnya dan meningkat tipis dari level 1,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sementara itu, dalam periode yang sama NPL non-subsidi BTN ada di level yang jauh lebih tinggi, yakni 5,7%, naik dari level 5,3% pada bulan sebelumnya dan melonjak dari level 2,8% pada tahun sebelumnya. 

Untuk diketahui, dalam periode tersebut BTN menyalurkan KPR non-subsidi sebesar Rp 111,33 triliun, meningkat 7,4% YoY, sementara KPR subsidi sebesar Rp 186,58 triliun, tumbuh 8.0% YoY. 

Jika dihitung, artinya kredit bermasalah BTN untuk KPR non-subsidi mencapai Rp 5,9 triliun dan untuk KPR subsidi mencapai Rp 3,0 triliun.

Meski begitu, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu sebelumnya menyebutkan bahwa penyaluran KPR bank saat ini menjadi wujud nyata kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

“Bisa dikatakan BTN jadi satu-satunya bank hingga saat ini yang mampu menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) termasuk pekerja informal secara masif,” kata Nixon. 

Baca Juga: Pemerintah Optimistis Penyaluran KPR FLPP Capai Target 350.000 Unit pada Akhir 2025

Tak jauh berbeda, NPL KPR PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatatkan tren negatif. Executive Vice President (EVP) Consumer Loan Welly Yandoko membeberkan, NPL KPR bank per September 2025 ada di level 1,79%, naik 0,20% jika dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. 

Welly mengamini bahwa kenaikan NPL KPR di antaranya disebabkan oleh kondisi ekonomi yang masih belum stabil dan juga dampak dari banyaknya PHK yang terjadi di tahun ini. 

“Kondisi ekonomi tersebut memengaruhi kemampuan debitur untuk membayar angsuran kredit,” katanya. 

Secara keseluruhan, Welly bilang kekhawatiran akan resiko kredit macet memang menjadi salah satu dampak atas penyaluran kredit, terutama di saat kondisi ekonomi yang kurang begitu baik. 

Meski begitu, BCA masih tetap menargetkan sampai dengan akhir tahun ini agar tingkat NPL masih tetap terjaga di bawah industri dengan selalu menerapkan strategi di atas dalam menjaga kualitas kredit.

Untuk itu, Welly menyebut pihaknya terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan, dengan melakukan analisis yang mendetail terhadap calon debitur untuk memastikan kelancaran pembayaran, memperkuat sistem Know Your Customer, dan analisa terkait nilai dan area properti untuk memastikan jaminan bisa menjangkau nilai kredit yang diberikan. 

Selain itu, pihaknya juga bakal rajin melakukan monitoring ketat terhadap kredit bermasalah dan kredit yang sudah ada tanda-tanda bermasalah, dengan segera mengambil tindakan yang diperlukan.

Di luar itu, Yanuar menilai NPL KPR hingga akhir tahun masih bakal cenderung naik.

“Sepola dengan NPL kartu kredit yang juga naik terus,” tandasnya. 

Selanjutnya: JPMorgan Bangun Menara Raksasa di London, Investasi Capai Miliaran Pound

Menarik Dibaca: 5 Vitamin Penghilang Flek Hitam di Wajah, Salah Satunya Vitamin B3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×