kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibayangi corona, premi asuransi jiwa terancam turun


Jumat, 20 Maret 2020 / 19:50 WIB
Dibayangi corona, premi asuransi jiwa terancam turun


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman virus corona membayangi industri asuransi jiwa. Sejumlah daerah yang terpapar corona (Covid-19) memaksa asuransi membatasi kegiatan operasionalnya dan jika terus berlanjut dikhawatirkan mengganggu bisnis industri.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai hal ini berpotensi pada penurunan pendapatan premi industri asuransi jiwa. Meski demikian, para pemain asuransi tidak akan tinggal diam.

Baca Juga: Fintech lending lakukan mitigasi risiko hadapi efek wabah corona

“Mereka pasti akan melakukan banyak inisiatif untuk menggenjot premi baru. Jangan lupa bahwa apapun situasinya, asuransi jiwa itu tetap dibutuhkan bagi masyarakat,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Jumat (20/3).

Salah satunya dengan maksimal layanan dan penjaulan melalui kanal digital. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses produk asuransi dan tidak perlu mendatangi perusahaan asuransi ketika wabah corona kian meluas.

Potensi penurunan juga dikhawatirkan PT Asuransi BRI Life. Direktur Utama BRI Life Gatot M. Trisnadi mengungkapkan, bahwa produk unitlink yang dipasarkan di zona merah Covid-19 paling berdampak terhadap bisnis perusahaan. Zona merah merupakan kawasan yang sudah terpapar virus corona sehingga dilarang saling bertatap muka.

Baca Juga: Terapkan work from home, Allianz: Layanan nasabah tetap berjalan normal

“Kebijakan operasional BRI Life sepenuhnya mengikuti kebijakan zonasi merah, kuning hijau di kantor Bank BRI seluruh Indonesia. Setiap hari masih dievaluasi sesuai dengan perkembangan wabah,” ungkapnya.

Mengantisipasi hal itu, BRI Life fokus pemasaran secara digital. Sayangnya, kanal ini hanya bisa memasarkan produk-produk yang sederhana. Sementara unitlink masuk kategori komplek sehingga diperlukan tatap muka untuk konsultasi produk. Hingga saat ini, unitlink berkontribusi sekitar 30%-40% dari total premi BRI Life.

PT BNI Life Insurance juga senada. Direktur BNI Life Neny Asriany mengatakan, pemasaran produk secara digital hanya bisa dilakukan untuk produk sederhana seperti asuransi kecelakaan diri. Sedangkan produk lainnya harus melalui konsultasi (consultative selling) seperti unitlink agar tidak terjadi miss selling atau salah jual.

Baca Juga: Ingat, klaim asuransi kendaraan bisa ditolak jika melanggar rambu lalu lintas

Ia pun memperkirakan akan terjadi potensi penurunan premi unitlink dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi tidak mudah mengubah pola penjualan produk yang harus melalui konsultasi lebih dulu.

“Tapi kami harus tetap memenuhi (comply) dengan aturan regulator. Kami mengupayakan penjualan produk lainnya lewat channel marketing misalnya,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×