kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,74   8,14   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didukung Akulaku, Bank Neo Commerce (BNC) sasar kaum milenial


Selasa, 02 Maret 2021 / 13:51 WIB
Didukung Akulaku, Bank Neo Commerce (BNC) sasar kaum milenial


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Neo Commerce (BNC), sebagai transformasi dari Bank Yudha Bhakti, hadir dengan wajah dan identitas baru dengan memperkenalkan konsep bank digital bagi masyarakat. Didukung induk perusahaan Akulaku, Bank Neo Commerce bakal menyasar generasi muda.

Hal ini seiring dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, yang mana proyeksi populasi produktif milenial usia 21 hingga 36 tahun berjumlah sekitar 63,5 juta orang di tahun 2020. Otomatis milenial sebagai mesin pertumbuhan yang signifikan untuk perekonomian Indonesia. 

Riset dari Accenture 2019 Global Financial Services Consumer Study, generasi milenial dan Gen Z mengharapkan bank digital yang mampu menawarkan layanan lebih dari apa yang bank tradisional miliki saat ini. Misalnya transparansi keuangan, kemampuan akses layanan perbankan sepenuhnya melalui aplikasi, split bill, efisiensi layanan perbankan tanpa harus ke kantor cabang, dan berbagai inovasi berbasis teknologi lainnya.

Baca Juga: Asuransi optimalkan pemasaran secara digital saat pandemi

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan bilang BNC sangat serius untuk mewujudkan pengalaman perbankan baru bagi masyarakat. Salah satu bentuk keseriusan tersebut, bank telah menjalin kerja sama dengan berbagai penyedia layanan teknologi terkemuka di dunia, diantaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. 

“Pengalaman baru atau yang disebut dengan Neo Experience yang kami tawarkan, dituangkan melalui peningkatan berbagai infrastruktur digital, sehingga proses transaksi dapat lebih seamless dan juga guna mengantisipasi pertumbuhan jumlah nasabah secara eksplosif, dengan tetap mengedepankan faktor keamanan dan kerahasiaan data nasabah,” papar Tjandra dalam keterangan tertulis pada Selasa (2/3).

Lanjut Ia, transformasi juga meliputi perubahan fundamental yang tercermin dari perubahan bentuk layanan dari sebelumnya konvensional menjadi digital atau bank neo. Perusahaan benar-benar merombak pondasi perbankan yang sebelumnya tradisional menjadi digital secara bertahap.

Perubahan ini juga meliputi jenis layanan, cara melayani dan berkomunikasi dengan nasabah. Digitalisasi ini bisa menjangkau lebih luas pangsa pasar ke generasi muda yang sudah terbiasa dengan paparan teknologi.

Baca Juga: UOB Indonesia luncurkan produk tabungan untuk kaum hawa

“Secara bertahap, sejalan dengan visi kami, Banking, Above & Beyond, kami ingin memberikan Neo Experience perbankan yang menyenangkan dan berbeda dengan sentuhan yang hangat dan khas anak muda, jelas Tjandra.

Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). 

“Nantikan kehadiran kami sebagai neo bank yang akan memberikan pilihan terbaik bagi masyarakat yang menginginkan layanan perbankan digital dengan tingkat keamanan yang tinggi yang juga menawarkan kebebasan dan kemudahan bertransaksi,” tutup Tjandra.

Selanjutnya: BCA Finance andalkan pendanaan joint financing dengan BCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×