Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direksi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) alias Tugu Insurance melakukan pembelian saham dari perusahaan yang dipimpinnya. Aksi borong untuk saham berkode TUGU ini terungkap dalam Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (29/11).
Pembelian saham terbanyak dilakukan oleh Tatang Nurhidayat selaku Presiden Direktur TUGU. Tatang membeli saham TUGU dalam 3 kali transaksi.
Pertama pada 18 November 2024, yakni 2.500 saham pada harga Rp 1.045. Tatang kemudian dua kali melakukan transaksi pembelian saham TUGU pada 22 November, yakni 7.500 saham pada harga rata-rata Rp 1.040 dan 704.000 saham pada harga rata-rata Rp 1.142.
Dari tiga kali pembelian ini, dana yang dikeluarkan setara dengan Rp 814,38 juta. Saham TUGU yang dimiliki Tatang otomatis bertambah menjadi 1,15 juta saham atau setara dengan 0,0324%
Baca Juga: OJK Finalisasi SEOJK Produk Asuransi Kesehatan, Ini Respons AAJI
Berikutnya adalah Emil Hakim yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Layanan Korporat TUGU. Emil membeli 603.600 saham TUGU pada harga rata-rata Rp 1.142 atau setara dengan Rp 689,31 juta.
Pembelian yang dilakukan pada 22 November ini membuat kepemilikan Emil Hakim di saham TUGU bertambah menjadi 755.600 saham atau setara dengan 0,0213%.
Mengikuti rekannya, Direktur Pemasaran Asuransi TUGU Ery Widiatmoko juga memborong 603.600 saham pada 22 November. Dengan harga rata-rata pembelian di Rp 1.142, Ery juga merogoh kocek senilai Rp 689,31 juta untuk aksi ini sehingga memiliki 0,0170%.
Direktur Teknik Sudarlin dan Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko Edi Yoga Prastyo juga melakukan aksi pembelian yang sama. Keduanya melakukan pembelian masing-masing 413.400 saham pada harga rata-rata Rp 1.142. Dengan demikian, masing-masing mengeluarkan dana Rp 472,1 juta untuk aksi ini.
Setelah transaksi, saham TUGU yang dimiliki Sudarlin bertambah jadi 615.900 atau 0,0173%, sementara saham Edi Yoga bertambah jadi 580.600 saham atau 0,0163%.
Analis Panin Sekuritas Sarkia Adelia melihat aksi pembelian saham TUGU oleh jajaran direksi untuk investasi merupakan suatu hal yang positif. “Pembelian saham oleh jajaran manajemen kunci mencerminkan optimisme terhadap fundamental dan prospek perseroan ke depan,” kata Sarkia.
Ia juga melihat momentum kinerja TUGU saat ini positif dengan pertumbuhan premi dan peningkatan laba bersih yang berasal dari operasional inti perusahaan. “Pendapatan premi masih tumbuh dobel digit sementara loss ratio berhasil dijaga bahkan diturunkan di level 56% jauh di bawah 62% di tahun lalu” tambah Sarkia.
TUGU mencatatkan laba bersih setelah hak minoritas secara konsolidasian sebesar Rp 592 miliar pada kinerja Januari-September 2024, atau hampir mendekati dari konsensus estimasi net profit pada analis yang menargetkan Rp 700 miliar.
Laba pada kuartal III-2024 tersebut terlihat turun secara tahunan karena pada tahun lalu ini emiten ini mendapatkan pendapatan satu waktu atau one time revenue dari pembayaran kasus hukum Citibank N.A di Hong Kong. Pencapaian laba didukung oleh pencapaian premi bruto secara konsolidasian senilai Rp 6,9 triliun, meningkat sebesar sebesar 26% YoY. Penyumbang terbesar dari pertumbuhan premi ini masih berasal dari segmen asuransi kebakaran.
Premi bruto asuransi kebakaran mencapai Rp 2,9 triliun per akhir September 2024 atau naik 53% YoY. Kontribusi segmen ini ke total premi bruto perseroan mencapai 43%.
Total pendapatan underwriting TUGU mencapai Rp 2,3 triliun atau naik 17% YoY. Sementara total pendapatan TUGU yang berasal dari pendapatan underwriting, pendapatan investasi dan pendapatan usaha lainnya mencapai Rp 3,2 triliun dan tumbuh 16%.
Ketika total pendapatan TUGU tumbuh dobel digit, total beban usaha perseroan tumbuh terbatas. Beban klaim neto perseroan hanya naik 9% menjadi Rp 1,6 triliun akhir September 2024. Sedangkan beban operasional justru turun 5% menjadi Rp544 miliar pada waktu yang sama.
Total beban usaha perseroan hanya naik 6% menjadi Rp 2,4 triliun, meskipun ada peningkatan 17% dari sisi beban operasional lainnya selaras dengan peningkatan pendapatan usaha lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News