Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengumumkan jajaran direksi baru Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. Hanya saja, direksi lama AJB Bumiputera belum menerima surat pemberhentian sebagai direksi.
Ana Mustamin, salah satu direktur AJB Bumiputera dengan status nonaktif mengaku selama ini tak pernah diajak bicara soal pemilihan orang-orang yang akan memimpin perusahaan tersebut oleh badan perwakilan anggota (BPA). Ana bilang, bahkan sampai saat ini masih belum tahu kejelasan statusnya.
Ia merasa belum diberhentikan. "Sampai pagi ini belum ada pemberitahuan ke saya, baik lisan maupun tulisan," ungkapnya, Selasa (30/10).
Sebagai informasi, direksi nonaktif dari salah satu perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia ini telah dibekukan sejak diambil alih OJK pada akhir 2016 lalu. Namun status direksi tetap melekat meski perannya kemudian dijalankan oleh pengelola statuter.
Menurut Ana selama ini tak ada koordinasi antara pihaknya dengan BPA. Padahal lembaga tersebut adalah yang punya wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan direksi.
Begitu pula dengan dirinya. Ia bercerita dirinya diangkat oleh BPA, namun dinonaktifkan oleh OJK. "Jadi seharusnya OJK menyurati direksi dulu untuk mencabut penonaktifan itu," ungkap Ana.
Dengan adanya direksi baru tanpa pemberhentian direksi nonaktif sebelumnya, ia pun menganggap proses yang berjalan ini terasa janggal.
Informasi soal pemilihan direksi baru AJB Bumiputera juga baru didapatnya pada Kamis pekan lalu hanya dari kiriman foto acara di kantornya. Dari informasi yang didapatnya, pada hari itu jajaran direksi baru telah melakukan konsolidasi internal bersama BPA dan pimpinan unit kerja.
Koordinasi di internal AJB Bumiputera sendiri diakuinya memang lemah dan bukanlah baru baru. Meski awalnya hubungan antarpihak sempat terjalin dengan cukup intensif.
Dia bilang alur koordinasi sebetulnya berjalan baik saat masa awal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan AJB Bumiputera dan jajaran direksinya pada akhir 2016 lalu. Pada saat itu, ia menyebut awalnya direksi nonaktif hampir tiap hari berkomunikasi dengan jajaran BPA. Namun lambat laun, Ana merasa peran BPA pun terasa dikecilkan dan seolah ikut dinonaktifkan. "Setelah itu kami jarang berkomunikasi," tuturnya.
Begitu pula dengan kehadiran pimpinan OJK jilid II pada 2017 kemarin, ia mendapat informasi bahwa BPA mulai rajin berkomunikasi dengan regulator. Tapi Ana mengaku pihaknya tidak pernah ikut dilibatkan untuk diajak bicara.
Gerakan tanpa koordinasipun dirasa Ana terjadi saat pemilihan direksi baru AJB Bumiputera. Ia mengaku tak diajak berdiskusi namun tahu-tahu sudah ada sejumlah orang yang ditunjuk untuk menggantikan posisinya pada pekan lalu. Mereka adalah Sutikno Sjarif sebagai Direktur Utama, Yusuf Budi Baik sebagai Direktur Korporasi, Dena Chaerudin sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sri Rahayu sebagai Direktur Teknik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News