Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 100% telah berakhir di akhir tahun 2021. Menanggapi kenyataan tersebut, perusahaan multifinance mengakui bahwa masih berharap relaksasi diperpanjang.
Memang, perlu diakui bahwa stimulus ini cukup berpengaruh pada pembiayaan mobil baru di multifinance yang perlahan mulai pulih. Sehingga, dengan habisnya masa relaksasi ini membuat beberapa perusahaan untuk memiliki strategi lain dalam menjalankan bisnis di 2022 ini.
Sekadar informasi saja, piutang perusahaan pembiayaan tercatat di November 2021 sebesar Rp 363 triliun. Angka tersebut tumbuh dari bulan sebelumnya sebesar Rp 359 triliun.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo bilang bahwa sejatinya relaksasi PPnBM ini masih menjadi kebutuhan perusahaan multifinance. Bukan tanpa sebab, relaksasi ini bisa menarik minat nasabah di tengah adanya kemungkinan harga dasar mobil yang naik di 2022. “Kalaupun tidak bisa 100% diharapkan pengurangan secara bertahap,” ujar Harjanto kepada KONTAN, baru-baru ini.
Baca Juga: Kinerja Mulai Pulih, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Emiten Multifinance Ini
Meski dibutuhkan, Harjanto mengaku tak hanya mengandalkan relaksasi tersebut untuk meningkatkan kinerja pembiayaannya. Dengan menargetkan pembiayaan baru tahun ini mencapai Rp 6 triliun, Clipan Finance telah menyiapkan beberapa strateginya.
Misalnya, Clipan Finance akan memberikan stimulus berupa DP lebih rendah dan bunga yang kompetitif. Meskipun, saat ini bunga Clipan Finance untuk mobil baru kembali ke 2.88% untuk tenor 3 tahun dari yang sebelumnya di kisaran 2,2%. “Nanti kami lihat di Januari seperti apa. Baru Februari (akan diputuskan) apakah perlu stimulus lagi,” imbuhnya.
Adapun, di 2022 ini Clipan Finance masih lebih fokus pada produk pembiayaan mobil baru dan mobil bekas meskipun tetap menjalankan bisnis pembiayaan lainnya. Sebab, pembiayaan mobil baru dan mobil bekas mendominasi portofolio dengan kontribusi masing-masing sebesar 50% dan 35%. “Sisanya dana Tunai 10% dan alat berat 5%,” imbuhnya.
Sependapat, Mandiri Tunas Finance (MTF) juga mengaku bahwa relaksasi PPnBM ini masih diperlukan oleh industri. Menurutnya, diskon PPNBM di kuartal pertama 2022 ini bertujuan agar momentum penjualan mobil masih terus berlanjut.
Baca Juga: Bisnis Jalan, Multifinance Mengamankan Pendanaan
“Jika PPnBM tidak berlanjut, kami akan bekerjasama dengan dealer dan Bank Mandiri untuk membuat produk yang lebih menarik untuk konsumen, misalnya cicilan ringan atau program lainnya,” ujar Direktur MTF William Francis.
Sedikit berbeda, Presiden Direktur CIMB Niaga Finance (CNAF) Ristiawan Suherman memiliki pandangan lain bahwa dirinya menyadari bahwa diskon PPnBM memang hanya akan bersifat sementara dan jangka pendek sehingga tidak akan selalu mengandalkan relaksasi tersebut.