Reporter: Fitri Nur Arifenie, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Demi mengejar target premi dan nasabah, PT Central Asia Financial (CAF) terus mengembangkan sistem teknologi informasi (TI). Perusahaan asuransi jiwa yang tergabung dalam Grup Salim ini baru saja memperoleh suntikan dana segar dari pemilik modal senilai Rp 40 miliar.
Reginald J. Hamdani, Direktur Utama PT Central Asia Financial bilang, dengan tambahan modal itu, total modal CAF saat ini mencapai Rp 140 miliar. "Kami menganggarkan dana yang cukup besar untuk investasi di sistem," ujar Reginald saat mengunjungi kantor KONTAN, Selasa (10/2).
Perusahaan asuransi yang memakai merek dagang Asuransi Jagadiri itu mengincar 35.000 nasabah di tahun ini. Dalam lima tahun, CAF menargetkan mampu menjaring 1 juta nasabah dalam waktu lima tahun.
Jullysava C. Aziz, Direktur PT Central Asia Financial yakin, produk CAF akan diterima masyarakat. Sebab, produk asuransi CAF menggunakan jalur distribusi digital dan tidak menggunakan perantara. Selain itu juga, CAF juga menawarkan proses klaim yang mudah.
"Dokumen klaim hanya tinggal di-scan dan di-upload ke website kami. Jika tidak ada proses investigasi lebih lanjut, dalam 14 harus sudah dibayar," jelas Jullysava.
Setelah meluncurkan produk produk asuransi kesehatan, Reginald bilang, CAF akan mengeluarkan tiga produk baru lain. Diantaranya, asuransi jiwa murni dan kecelakaan diri alias personal accident. "Tahun ini ada empat produk," ujar Reginald.
Sekadar informasi, sebelum resmi merilis produk asuransi kesehatan, sebelumnya CAF telah menjual produk asuransi. Namun, masih terbatas di lingkungan internal Grup Salim. Baru di bulan Juni 2014, CAF mulai merambah ke konsumen di luar Grup Salim.
Berdasarkan laporan keuangan CAF, sepanjang tahun lalu, perusahaan yang mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 meraup pendapatan premi Rp 750,89 juta. Jumlah itu lebih rendah ketimbang perolehan di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,24 miliar. Tahun ini, CAF membidik target premi Rp 25 miliar.
Reginald beralasan, penurunan premi di tahun lalu karena CAF tidak lagi menjual asuransi unitlink sejak awal 2014 dan fokus mempersiapkan Asuransi Jagadiri. Sehingga, pendapatan tahun lalu cuma berasal dari premi lanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News