kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ditopang Bansos, inklusi keuangan di Indonesia naik jadi 51%


Rabu, 04 September 2019 / 18:37 WIB
Ditopang Bansos, inklusi keuangan di Indonesia naik jadi 51%
ILUSTRASI. Bantuan Sosial Produktif


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan di pertengahan 2019. Sampai saat ini, akses masyarakat terhadap lembaga keuangan telah mencapai 51%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, bahwa sebelumnya inklusi keuangan masih di bawah 40% tapi kini telah naik menjadi 51% berkat penyaluran dana bantuan sosial (Bansos) ke masyarakat.

Baca Juga: Porsi penyaluran KUR Bank Mandiri dan BRI ke sektor produksi belum mencapai 60%

Dari jumlah itu, Bansos Program Keluarga Harapan (PKH) telah disalurkan kepada 10 juta keluarga, sedangkan Bansos Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) kepada 15,9 juta keluarga.

“Dengan tambahan itu, Insya Allah tahun ini dan tahun depan, inklusi keuangan di Indonesia bisa naik di atas 60%. Jumlah itu baru menyambungkan masyarakat ke dunia keuangan baik melalui uang elektronik maupun rekening bank,” jelas Perry di Jakarta, Rabu (4/9).

Proyeksi itu, lebih rendah dari target inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) yaitu di angka 75% sampai akhir 2019.

Baca Juga: Ingin naik kelas menjadi BUKU III, Bank CCB (MCOR) akan rights issue

Meski demikian, menurut Perry, yang terpenting bagaimana mengembangkan usaha dalam mengarahkan para pemuda yang kreatif dan inovatif dalam mendukung perkembangan platform keuangan berbasis teknologi. Mereka bisa penetrasi ke 49% masyarakat yang belum tersentuh akses keuangan.

“Kalau usaha mereka sudah maju, maka kawan-kawan perbankan siap mencari partner, baik dari fintech dan e-commerce untuk dijadikan mitra kerja. Bahkan para investor juga bisa menambahkan modal dan memperkaya inovasi mereka,” tambahnya.

Apalagi, masih ada 60 juta pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang perlu dikembangkan dan potensial menjadi pasar fintech dan e-commerce. Potensi lainnya, seperti para petani, pedagang dan nelayan yang bisa dihubungkan ke layanan keuangan.

Baca Juga: Dorong ekspansi, BCA syariah dapat suntikan modal Rp 1 triliun dari BCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×