Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dolar AS terhadap rupiah bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik bilang hal ini dapat dijadikan momentum untuk memasuki dan meningkatkan pasar ekspor.
"Ini merupakan peluang emas bagi produk UMKM yang bahan bakunya bukan dari impor. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah mengembangkan rantai pasokan produk yang dikoordinir oleh pelaku UMKM yang sudah melakukan ekspor", kata Damanik dalam keterangan tertulis, Jumat (5/10).
Oleh sebab itu, Kemkop UKM akan meningkatkan pemahaman KUMKM dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang usaha dari implementasi perdagangan. Juga meningkatkan sinergitas antara pelaku usaha dengan stakeholders dalam pengembangan dan pemasaran produk KUMKM, sehingga produk KUMKM makin kompetitif di pasar global.
"Kami juga mendorong pelaku usaha KUMKM melakukan ekspor sendiri tidak melalui perantara atau pengusaha besar, sehingga nilai tambah lebih besar diperoleh", tandas Damanik.
Damanik menambahkan, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2018 mencapai US$104,24 miliar. Hal ini menunjukan peluang yang besar. Damanik menyatakan nilai ekspor yang dilakukan UMKM sampai dengan akhir tahun 2017 masih US$28,21 miliar.
"Dari angka tersebut, nilai ekspor UMKM Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya seperti Filipina 25%, Malaysia 28%, dan Thailand 35%", tukas Damanik.
Ketika pasar Asean terbuka lebar dan luas, kata Damanik, pangsa pasar produk UMKM Indonesia tidak lagi berkutat di pasar nasional dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa. Melainkan sudah menjadi 600 juta jiwa total penduduk negara-negara Asean.
"Tak bisa dibendung bahwa pasar kita akan dibanjiri produk impor. Oleh karena itu, saya berharap bahwa UMKM kita bisa bertahan di pasar dalam negeri yang besar potensinya, sambil mengincar dan berupaya masuk ke pasar di luar", tegas Damanik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News