Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Ia menyebut hingga saat ini OVO sudah terdapat di 115 juta perangkat. Adapun pengguna OVO sebanyak 87 juta pengguna, sedangkan monthly active user 11 juta hingga 12 juta.
Karaniya bilang saat ini transaksi paling besar dari OVO berasal dari e-commerce. Nilai transaksi di e-commerce juga lebih besar dari ride hailing maupun food and beverage.
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) sebagai pemegang izin uang elektronik LinkAja juga memiliki strategi bisnis mengembangkan bisnis investasi. Chief Marketing Officer LinkAja Edward Kilian Suwignyo menyatakan tahun ini akan fokus pada layanan keuangan.
“Financial services ini berbicara soal wealth, protection, dan loan. Pengembangannya bisa kemana-mana. Tapi kami akan mengembangkannya bagi market kami. Dari sana, kita tentukan produk mana yang pertama masuk,” ujar Edward.
Baca Juga: Tahun ini NPF fintech diprediksikan sentuh 4%, kenapa?
Adapun yang menjadi target dari LinkAja adalah orang-orang yang memang belum tersentuh oleh bank. Juga para pelaku UKM dan menyasar kota-kota tier II dan III. Lantaran LinkAja percaya mereka membutuhkan uang elektronik sebagai solusi bukan sebagai pelengkap.
Hingga 2019, LinkAja mencatat terdapat lebih dari 40 juta pengguna terdaftar. Uang elektronik pelat merah ini memiliki akses cash in kepada masyarakat di lebih dari 700,000 titik pada akhir 2019. Baik berupa bank channel, modern retail, hingga layanan keuangan digital.
“Setiap bulan terjadi pertumbuhan pengguna aktif sebanyak 5,1 kali lipat. Pertumbuhan nilai transaksi 4,8 kali dan jumlah transaksi tumbuh 4,7 kali lipat setiap bulan. Itu tanpa bujet bakar uang yang besar. Tahun dapat secara bisnis diharapkan tumbuh setidaknya dua kali lipat,” jelas Edward.
Baca Juga: Punya fitur Paylater, pengguna Gopay naik 14 kali lipat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News