Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. GoPay meluncurkan GoPay Digital Donation Outlook (DDO) 2020, yang riset terlengkap pertama mengenai situasi donasi digital di Indonesia dengan menggandeng Kopernik, organisasi peneliti dan pengembangan masyarakat.
Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata mengatakan, riset ini bisa mendalami berbagai aspek donasi digital serta memuat sudut pandang semua pemangku kepentingan mulai dari donatur, Kementerian Sosial, hingga influencer media sosial. "Kami berharap riset ini dapat menjadi acuan berbagai pihak agar terus mempermudah masyarakat Indonesia membantu sesama," kata Budi dalam keterangan resmi, Senin (7/12).
Apalagi, donasi secara digital berdampak positif transaksi donasi GoPay yang naik dua kali lipat selama masa pandemi dengan nilai total mencapai Rp 102 miliar pada periode Maret hingga Oktober 2020.
Baca Juga: Wapres ingatkan pelaku pasar modal syariah mitigasi risiko perdagangan online
Dari riset tersebut, terdapat tiga tren berdonasi masyarakat di tengah pandemi. Pertama, Donasi digital berperan untuk membantu sesama di tengah pandemi tanpa perlu adanya kontak fisik dari manapun dan kapanpun.
"Pembayaran lewat e-money dapat mempercepat proses donasi, terutama pada situasi darurat. Manfaat ini pun menjadi sangat berarti di masa pandemi ini ketika semangat gotong royong dan saling membantu di tengah masyarakat meningkat namun pada saat bersamaan kontak langsung harus dihindari," jelas Co-Founder dan CEO Kopernik Toshi Nakamura.
Riset juga menyebutkan bahwa pemberian donasi digital baik secara frekuensi maupun nominal meningkat di seluruh jenjang usia. Peningkatan frekuensi paling tinggi tercatat pada generasi Milenial.
Sementara Gen X berdonasi dengan nominal paling tinggi dibanding generasi lainnya. Rata-rata nilai per donasi digital melonjak menjadi 72% selama pandemi. Temuan ini sejalan dengan data internal GoPay yang mencatat kenaikan transaksi donasi digital sebanyak dua kali lipat selama pandemi.
Baca Juga: Wapres RI: Pasar modal syariah dapat mendorong ekonomi nasional
Kedua, tren teknologi jadi faktor pendorong donasi digital karena memungkinkan donatur mendapatkan informasi lewat media sosial di aplikasi dan situs daring hingga pembayaran digital. Sebanyak 48% responden mengaku mendapatkan informasi mengenai donasi digital melalui media sosial.
Informasi yang jelas meningkatkan transparansi proses donasi dan kredibilitas organisasi yang dituju sehingga donatur makin terdorong untuk berdonasi. Manfaat teknologi diakui oleh berbagai organisasi non-profit yang menjadi responden riset. Lembaga Amil Zakat mengungkapkan bahwa Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) melalui kanal digital bertumbuh signifikan hingga 2x per tahun.
Ketiga, tren platform online jadi medium bagi masyarakat untuk berdonasi dengan alasan kredibilitas platform dan kemudahan pembayaran. Riset DDO menemukan, Gojek menjadi aplikasi digital yang paling sering digunakan oleh masyarakat sebesar 52,5%.