kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DP naik, KPR Permata Syariah bisa jatuh 40%


Rabu, 14 Agustus 2013 / 11:04 WIB
DP naik, KPR Permata Syariah bisa jatuh 40%
ILUSTRASI. Manfaat Teh Rosella untuk Kesehatan


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Terhitung bulan depan, Bank Indonesia (BI) resmi memberlakukan uang muka tambahan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di bank konvensional dan syariah. Ini tentunya akan menimbulkan perlambatan pertumbuhan pembiayaan. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Permata Tbk (BNLI) memperhitungkan bahwa hal tersebut dapat membuat pembiayaan perumahannya jatuh 40%.

“Dengan adanya aturan itu, kami pasti kena,” ucap Head of Permata Syariah, Ahmad K. Permana, kepada KONTAN.

Pasalnya, pembiayaan perumahan di Permata Syariah sebagian besar untuk rumah premium. Rata-rata harga rumah yang bank ini biayai berada di kisaran Rp 1 miliar. Permana pun menyadari bahwa rumah harga tersebut biasanya bukanlah KPR pertama dan cenderung memiliki tujuan spekulasi.

Rencananya, BI akan mengenakan tambahan uang muka bagi KPR kedua, ketiga, dan seterusnya. Untuk KPR kedua di atas tipe 70 meter persegi, uang muka yang dikenakan pada nasabah menjadi 40%. Lalu KPR ketiga dengan tipe di atas 70 meter persegi, uang mukanya yakni 50%. BI memberlakukan aturan tersebut untuk mengerem spekulasi properti.

Sayangnya, Permana mengaku tak ingat berapa pertumbuhan pembiayaan perumahan di Permata Syariah. Namun ia bilang bahwa peningkatannya sangat kencang, bahkan lebih tinggi dibanding pertumbuhan total pembiayaan Permata Syariah yang melonjak 136%.

Pada semester pertama ini, pembiayaan yang Permata Syariah salurkan yakni Rp 11,28 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari Rp 4,78 triliun di periode yang sama tahun lalu. Di situ, KPR memiliki peran besar terhadap tumbuhnya pembiayaan.

Untuk mengatasi perlambatan pembiayaan sebagai dampak ketentuan BI tersebut, Permana sadar bahwa pihaknya harus mulai mengatur strategi. “Masih kami formulasikan antisipasinya,” ucap Permana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×