Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dana nasabah bank mulai beralih ke investasi non bank. Itu tercermin dari peningkatan jumlah Rekening dana nasabah (RDN). Alhasil, dana pihak ketiga (DPK) bank semakin tumbuh melambat.
Kendati begitu, peralihan itu tak merugikan bank. Karena di saat yang sama, bank bisa dapat kenaikan Fee Based Income (FBI) dari transaksi investasi.
Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2025 tercatat sebesar Rp 8.756,5 triliun, atau tumbuh 3,9% year on year (YoY).
Kendati tumbuh, namun capaian tersebut terlihat tumbuh melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,4% yoy menjadi Rp 8.742,1 triliun.
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Pertumbuhan Rekening Dana Nasabah (RDN) Lebih 75% pada Maret 2025
Sementara berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tercatat total jumlah investor pasar modal, reksadana, saham dan surat berharga lainnya sebanyak 40,50 juta per Mei 2025.
Jumlah ini meningkat 26,90% secara tahunan dari 31,91 juta investor pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara saat ini terdapat 28 bank yang menjadi administrator rekening dana nasabah (RDN) dan bertindak sebagai bank kustodian. Perkembangan ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan RDN di perbankan.
Sejumlah perbankan seperti PT Bank Mandiri mencatat, per Juni 2025, jumlah Rekening Dana Nasabah (RDN) Bank Mandiri mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan lebih dari 87% secara YoY dengan total rekening di atas 1 juta nasabah, dengan total dana yang dihimpun dari RDN telah mencapai lebih dari Rp 7 triliun.
Head of Deposit Product Management PT Bank Mandiri Tbk, Mega Ekaputri Pujianto menyampaikan, angka ini berkontribusi sekitar 0,48% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri dan diproyeksikan akan terus bertambah.
Baca Juga: Bisnis RDN Perbankan Kian Semarak, Ini Faktor Penyebabnya!
"Pertumbuhan RDN ini didorong oleh meningkatnya jumlah investor ritel, terutama dari kalangan generasi muda dan segmen digital savvy, serta sinergi yang kuat dengan Mandiri Sekuritas dalam menghadirkan proses pembukaan rekening investasi yang lebih seamless," ujar Mega kepada kontan.co.id, Kamis (10/7).
Selain itu, pemanfaatan platform digital seperti Livin’ by Mandiri disebut turut mendorong kemudahan transaksi bagi nasabah, baik individu maupun institusi.
Hingga saat ini, Bank Mandiri telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 70 perusahaan sekuritas dan manajer investasi, baik lokal maupun asing, yang mempercayakan layanan RDN Mandiri untuk mendukung transaksi pasar modal mereka.
Mega menyebut, ke depan, Bank Mandiri akan terus memperkuat pertumbuhan bisnis RDN melalui sejumlah strategi, antara lain memperluas kemitraan ekosistem pasar modal bersama OJK, KSEI, dan BEI, mengembangkan inovasi layanan digital seperti pembukaan RDN online dan integrasi sistem berbasis API, serta meningkatkan edukasi dan literasi keuangan kepada nasabah, khususnya investor pemula.
"Melalui strategi tersebut, kami optimistis jumlah RDN dapat mencapai 1,5 juta rekening hingga akhir tahun 2025, dengan pertumbuhan dana kelolaan yang sejalan dengan tren positif pasar modal nasional," imbuhnya.
Baca Juga: Pembiayaan Korporasi di Perbankan Syariah Makin Menanjak
Setali tiga uang, Rekening Dana Nasabah (RDN) di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan masyarakat dan nasabah serta meluasnya kesadaran akan pentingnya berinvestasi.