Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) catat jumlah dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) sebesar Rp 77,9 triliun pada kuartal l 2025. Angka ini tumbuh 17% secara tahunan (YoY) dibanding periode sama tahun sebelumnya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang.
“Perseroan senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko,” kata Hera kepada Kontan, Kamis (26/6).
Baca Juga: Ini Tanggapan BCA Insurance Soal Rencana Konsolidasi Asuransi BUMN
Hera melanjutkan, sejak 2023 BCA juga telah menjadi bank perantara untuk menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA).
Dengan adanya kebijakan baru yang diterapkan 1 Maret 2025 lalu, yang mewajibkan eksportir menyimpan dananya minimal 100% selama 12 bulan di instrumen keuangan domestik, BCA berharap volume transaksi term deposit valasnya tumbuh positif tahun ini.
Hal ini, lanjut Hera, mengingat besarnya potensi industri berorientasi ekspor di Indonesia.
Sepanjang bulan Januari hingga April 2025 saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia mencapai US$8 7,36 miliar atau naik 6,65% YoY.
“Selain itu, kami melihat insentif yang disediakan pemerintah dan regulator mendukung implementasi penempatan DHE di dalam negeri lebih optimal,” ujar Hera.
Ke depan, BCA memproyeksikan likuiditas valasnya tetap dalam posisi memadai, sejalan proyeksi pertumbuhan transaksi valuta asing serta pergerakan nilai tukar rupiah yang positif tahun ini.
Selanjutnya: Selama Libur Sekolah, Makan Bergizi Gratis Diberikan Setiap Senin dan Kamis
Menarik Dibaca: Benarkah Makan Timun Bisa Menurunkan Darah Tinggi? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News